Apa itu DePIN dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Di era digital ini, kita semakin bergantung pada infrastruktur fisik seperti jaringan nirkabel, penyimpanan data, dan komputasi awan. Namun, infrastruktur ini sering kali dikendalikan oleh perusahaan terpusat, yang dapat menimbulkan beberapa kekhawatiran, seperti kurangnya transparansi dan keamanan. Nah, DePIN hadir sebagai solusi untuk masalah ini.
Apa itu DePIN?
DePIN merupakan singkatan dari Decentralized Physical Infrastructure Network. Ini merupakan istilah umum untuk jaringan yang memanfaatkan teknologi blockchain untuk mendesentralisasikan kendali dan kepemilikan infrastruktur fisik di dunia nyata.
Berikut beberapa poin kunci tentang DePIN:
- Desentralisasi: Jaringan DePIN tidak dikendalikan oleh satu entitas, melainkan dikelola secara kolektif oleh para penggunanya.
- Infrastruktur fisik: DePIN berfokus pada penyediaan infrastruktur nyata seperti penyimpanan data, konektivitas nirkabel, komputasi, energi, dan pengumpulan data.
- Token kripto: Jaringan DePIN menggunakan token kripto sebagai imbalan atas kontribusi pengguna dalam jaringan.
Secara sederhana, DePIN bertujuan untuk membangun infrastruktur yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari melalui jaringan yang terdesentralisasi dan dikelola oleh komunitas.
Bagaimana Cara Kerja DePIN?
Di dunia tradisional, infrastruktur fisik seperti jaringan data, transportasi, atau jaringan listrik dimiliki dan dikelola oleh entitas terpusat. Proyek DePIN berupaya menggantikan hal ini dengan menciptakan jaringan peer-to-peer (P2P) di mana individu dapat menyumbangkan sumber daya fisik mereka sendiri dan memiliki kendali bersama atas jaringan tersebut. Para penyedia ini kemudian diberi reward berupa token kripto sebagai imbalan atas kontribusi mereka.
Use case DePIN mencakup berbagai bidang termasuk keuangan terdesentralisasi, penyimpanan data, telekomunikasi, transportasi, dan perawatan kesehatan. Salah satu proyek DePIN yang lebih terkenal adalah Filecoin, yang merupakan platform penyimpanan data terdesentralisasi peer-to-peer yang menjamin keamanan dan stabilitas dengan memanfaatkan jaringan komputer individual.
Penyedia penyimpanan data diberi imbalan token FIL karena menyimpan data secara andal selama jangka waktu tertentu. Beberapa contoh DePIN lain yang diketahui termasuk Render, Livepeer, Akash Network, Helium, AIOZ dan Hivemapper.
Manfaat dan Tantangan
DePIN menawarkan beberapa manfaat dibandingkan dengan infrastruktur terpusat tradisional, yaitu:
- Transparansi: Semua transaksi pada jaringan DePIN dicatat pada blockchain, yang memberikan transparansi dan akuntabilitas.
- Ketahanan: Jaringan DePIN lebih tahan terhadap serangan dan kegagalan karena didistribusikan di antara banyak pengguna.
- Efisiensi: DePIN dapat membantu mengurangi biaya infrastruktur dengan mencocokkan permintaan dengan penawaran secara lebih efisien.
- Inovasi: DePIN mendorong inovasi dengan memungkinkan individu dan organisasi untuk membangun aplikasi dan layanan baru di atas jaringannya.
Namun, DePIN merupakan bidang yang relatif baru, sehingga masih menghadapi tantangan. Beberapa tantangannya termasuk interoperabilitas, skalabilitas, atau apa pun yang berkaitan dengan keselamatan sistem secara keseluruhan. Selain itu, verifikasi peserta DePIN juga merupakan tantangan lain yang perlu ditangani.