
Aktivitas USDT Capai Level Tertinggi dalam 6 Bulan, Trader Bersiap Masuk Pasar?
Aktivitas on-chain untuk Tether (USDT) telah mencapai level tertinggi dalam enam bulan terakhir, yang mungkin mengindikasikan bahwa para trader bersiap untuk kembali masuk ke pasar, menurut para analis.
Data yang dibagikan oleh platform data blockchain Santiment dalam postingan X pada 12 Maret menunjukkan bahwa aktivitas on-chain Tether (USDT $0.9998) terus meningkat, dengan lebih dari 143.000 dompet melakukan transfer pada 11 Maret, angka tertinggi dalam enam bulan terakhir.
"Ketika aktivitas USDT dan stablecoin lainnya melonjak selama penurunan harga, ini menandakan bahwa trader sedang bersiap untuk membeli. Tekanan beli yang meningkat membantu harga kripto pulih kembali," kata Santiment.
Kenaikan aktivitas USDT ini terjadi di tengah penurunan harga Bitcoin (BTC $83.344) ke level terendah dalam empat bulan, yaitu $76.700 pada 11 Maret. Penurunan ini terjadi karena pasar kripto secara keseluruhan kehilangan sebagian besar keuntungan pasca pemilu AS akibat ketidakpastian makroekonomi dan meningkatnya perang tarif global.
Trader Akumulasi USDT Saat Harga Turun
Vincent Liu, Chief Investment Officer di Kronos Research, mengatakan kepada Cointelegraph bahwa para trader sering mengakumulasi USDT selama koreksi harga untuk mempersiapkan peluang pembelian. Aktivitas ini menambah tekanan beli yang dapat membantu harga kripto pulih lebih cepat.
Menurut Liu, lonjakan aktivitas dompet USDT ini mencerminkan respons trader terhadap volatilitas pasar baru-baru ini.
"Kemungkinan penyebabnya termasuk ketidakpastian ekonomi yang lebih luas, perkembangan regulasi dalam industri kripto, atau pergeseran sentimen pasca pemilu. Selain itu, USDT berperan sebagai aset safe haven, menjadikannya pilihan ideal bagi investor yang ingin menyimpan modal secara strategis," jelas Liu.
Ia juga menambahkan bahwa lonjakan aktivitas USDT adalah indikator bullish, yang menunjukkan adanya daya beli yang signifikan di luar pasar. Namun, pemulihan harga kripto masih akan bergantung pada beberapa faktor, seperti kondisi makroekonomi, regulasi yang lebih jelas, kepercayaan investor, serta keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 18 Maret.
Investor Menunggu Kejelasan Ekonomi
Analis utama Swyftx, Pav Hundal, mengatakan kepada Cointelegraph bahwa beberapa metrik utama pasar seperti M2 sedang mengalami tren naik. Namun, ia tidak mengharapkan lonjakan harga besar sampai volatilitas ekonomi dan politik mereda.
"Data inflasi dari China dan AS memang membantu, tetapi selama perang dagang ini masih berlanjut, kita bisa mengharapkan pasar tetap tanpa arah yang jelas," kata Hundal.
Ia juga menambahkan bahwa banyak investor saat ini tidak bereaksi terhadap siklus berita, melainkan hanya menyimpan uang dalam bentuk USDT.
"Pasar saat ini berada dalam pola menunggu, dengan semakin banyak uang beredar tetapi masih mencari titik masuk yang tepat," katanya.
Menurut Hundal, meskipun pasar terlihat lesu saat ini, dominasi USDT telah kembali ke level Oktober lalu, yang kala itu menjadi awal dari reli Bitcoin sebelum Natal yang membuatnya mencapai $100.000 untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Sentimen Pasar Masih Berada di Zona Ketakutan
Indeks Crypto Fear & Greed, yang mengukur sentimen pasar kripto, mencapai skor terendah dalam dua tahun terakhir pada 26 Februari, turun ke level "Extreme Fear" dengan skor 10.
Meskipun sentimen pasar mulai pulih, indeks ini masih berada di zona ketakutan dengan skor 45 pada 13 Maret.
CEO Tether Berkunjung ke AS di Tengah Regulasi Kripto
Sementara itu, CEO Tether, Paolo Ardoino, saat ini sedang melakukan tur ke AS di tengah upaya regulator untuk mengatur sektor stablecoin.
Dalam pidatonya pada Konferensi Teknologi Global Cantor Fitzgerald pada 12 Maret, Ardoino mengungkapkan bahwa sekitar 37% pengguna USDT menggunakannya sebagai rekening tabungan untuk menyimpan nilai.
"Mereka tidak memiliki rekening bank. Satu-satunya yang mereka miliki dalam hidup mereka biasanya adalah uang tunai," kata Ardoino.
"Sekarang, mereka akhirnya bisa menyimpan dolar AS, mata uang stabil yang paling banyak digunakan dan paling penting di dunia, langsung di ponsel mereka sebagai rekening tabungan."
Ia juga menambahkan bahwa Tether berperan sebagai "benteng terakhir" untuk dolar AS, di tengah kekhawatiran bahwa dominasi dolar sebagai mata uang cadangan global mulai terancam.
Di sisi lain, Tether juga bekerja sama dengan pihak berwenang untuk memberantas aktivitas ilegal di industri kripto. Hingga saat ini, perusahaan telah berkontribusi dalam lebih dari 170 operasi penegakan hukum dan membekukan dana ilegal senilai $2,5 miliar, menurut Ardoino.