Sistem Keuangan Dunia yang Sudah Seharusnya Dihancurkan dari Sekarang.
Tidak banyak yang mengetahui sistem keuangan dunia yang dibangun saat ini. Orang awam hanya mengenal tentang jual dan beli saja. Namun, apabila dilihat lebih mendalam, ternyata sistem keuangan yang dibangun hingga saat ini disebut dengan fractional reserve bank.
Munculnya konsep Fractional Reserve Bank ini memiliki sejarah yang mungkin semua orang belum mengetahuinya. Kejadian ini berhubungan dengan tenggelamnya kapal Titanic pada tahun 1912. Di dalam kapal tersebut terdapat tiga nama orang terkaya di zamannya yaitu Benjamin Guggenheim, Isidor Strauss, dan Jacob Astor.
Titanic sendiri adalah kapal terbesar yang dibagun saat itu yang akan berlayar dari Southampton, Inggris ke New York, US. Tujuan ketiga orang tersebut datang ke New York adalah untuk mendanai proyek Nikola Tesla yang dinamai dengan “Wireless Electricity” yang saat itu ditolak pendanaannya oleh JP. Morgan. JP. Morgan sendiri adalah orang dibalik pendanaan beberapa proyek dari Thomas Alfa Edison dan juga pemilik White Star Line yang membangun kapal Titanic.
Setelah tenggelamnya Titanic tahun 1912, setahun setelahnya, terbentuklah Federal Reserve System, atau Federal Reserve, atau The Fed tahun 1913. Setelah pembentukan The Fed tahun 1913, mulailah dibuat perencanaan sesungguhnya yaitu memulai Perang Dunia I, tahun 1914 - 1918 dilanjutkan dengan Perang Dunia II, tahun 1939 - 1945. Akibat perang ini, banyak negara di dunia yang membutuhkan uang untuk mendanai perang. Hal ini dimanfaatkan oleh bankir Internasional yang saat ini berevolusi menjadi IMF maupun World Bank.
Fractional Reserve Bank merupakan sistem bank yang diterapkan untuk memberikan pinjaman kepada orang lain terhadap uang nasabah sebanyak 90% dari depositnya. Misalnya anda mendepositokan IDR 100,000,000 maka bank bisa memberikan IDR 90,000,000 kepada orang lain untuk dipinjamkan dan menghasilkan “bunga”, sedangkan IDR 10,000,000 adalah sebagai cadangan cash bila sewaktu-waktu nasabah tersebut ingin mengambil uangnya.
Sistem ini menyebabkan dunia dalam Debt / Utang yang berkepanjangan dan tidak pernah berhenti hingga saat ini. Hingga Juni 2022, total utang dunia senilai $300 Triliun, bahkan AS, China, Jepang, Jerman, Inggris, India, dan Prancis yang merupakan negara terkuat di dunia dari sisi Ekonomi bahkan yang memiliki utang yang paling banyak dan menyebabkan Public Debt terhadap PDB nya mencapai 100%.
Model keuangan ini dikenal juga dengan istilah Multiplier Money. Dimana uang cash yang dicetak oleh Bank Central melalui The Fed, mengalami “pencetakan uang imaginer” dari M0, M1, M2, M3 dst.
M0 adalah bank central yang mengeluarkan uang cash
M1 adalah bank negara maupun bank umum
M2 adalah institusi keuangan lainnya di bawah bank
M3 adalah pengguna akhir dari uang cash tersebut.
Setiap tingkatan dari M0 ke M1 ke M2 ke M3 dst, akan menghasilkan “pencetakan uang imaginer” yang disebut dengan interest / bunga. Sehingga uang cash yang tadinya dicetak senilai “x” akan mengalami pertumbuhan yang tidak terbendung hingga mencapai “1000x” karena menggunakan sistem ini.
Hal ini akan menyebabkan nilai sebuah mata uang dunia secara berangsur-angsur akan mengalami devaluasi yang menyebabkan nilainya menjadi 0 pada titik tertentu. Sebut saja Dollar US setelah sistem The Fed diberlakukan pada tahun 2013, nilai yang seharusnya $100 pada tahun tersebut menjadi $3.97 pada tahun 2019.
Efek ini memiliki siklus yang berkepanjangan dan menyebabkan “reset” setiap 10 tahun sekali. Setiap kali ada kebijakan dari US, maka secara efek domino akan mempengaruhi ekonomi dunia. Tercatat dalam kurun waktu sejak 1900-an, ekonomi AS mengalami beberapa turbulensi yang menyebabkan goncangan ekonomi yang sering disebut dengan Resesi.
Tercatat sudah 3 kali terjadi krisis global dalam sektor keuangan yang masuk dalam kategori “Great Depression”, yaitu:
> 28 October 1929 - Black Tuesday
> 19 October 1987 - Black Monday
> 29 September 2008 - Lehman Brothers Collapse
Sistem yang ingin menguasai dunia lewat keuangan dimulai sejak era 1900-an yaitu saat dimulainya era The Fed. Beberapa tahun penting lainnya yang melahirkan sistem keuangan yang saat ini menuju kepada “Immortality Debt”, adalah:
> 1933 - President US, FD Roosevelt => mengilegalkan kepemilikan Emas kepada rakyat US
> 1944 - Bretton Woods System => US Dollar menjadi mata uang tunggal untuk pertukaran Internasional
> 1963 - Presiden JFK dibunuh => Karena mengeluarkan executive order untuk menggunakan Perak sebagai hedge underlying untuk USD
> 1971 - Presiden Nixon mengaktifkan FIAT => sistem yang melegalkan pemerintah untuk mencetak uang tanpa underlying komoditas semisal Emas.
> 2008 - Quantitative Easing => Pemerintah US mencetak senilai $700m untuk mem bailout Lehman Brothers
> 2023 - Kebangkrutan Bank-Bank besar di US
Sistem kerja The Fed.
The Fed menciptakan uang ketika mereka membeli utang publik (pemerintah) atau swasta (perusahaan). Misalnya, Fed membeli obligasi Treasuri yang dijual oleh Departemen Keuangan AS. Obligasi Treasury ini adalah bentuk hutang – pemerintah menjualnya ke Federal Reserve dan pembeli lain, menerima uang tunai yang dapat dibelanjakan sekarang dengan imbalan kewajiban untuk membayar kembali investor tersebut ditambah bunga. Hal ini memungkinkan pemerintah AS untuk terus membayar tagihannya, termasuk bunga yang harus dibayar atas penjualan obligasi Treasury di masa lalu.
The Fed adalah pembeli khusus obligasi Treasury karena mereka tidak menggunakan uang yang mereka peroleh untuk membeli obligasi tersebut – mereka hanya mencetak uangnya, atau memasukkannya ke buku besar digital. Semua bank sentral melakukan ini. Ketika uang tunai yang baru dicetak ini memasuki perekonomian melalui pengeluaran pemerintah, ia mendevaluasi mata uang Dolar. Nilai mata uang sekarang terikat erat dengan pemerintah.
Nilai purchasing 1dollar pada tahun 1913, menjadi sekitar 3 sen pada tahun 2023 dan kemungkinan akan menuju 0 pada tahun-tahun berikutnya. Dan ketika nilainya menyentuh 0,00 inilah kemungkinan yang menjadi awal dari yang di sebut dengan GREAT RESET.
Ada 3 cara yang harus dilakukan pemerintah AS agar dollar tetap bertahan yaitu:
- Pembayaran Pajak
- Penjualan Minyak menggunakan Dollar
- Pembelian surat utang pemerintah US oleh China
Jika hal ini tidak berjalan seperti yang terjadi setelah Covid19, maka AS akan menjadi negara gagal pada waktu berikutnya.
Setelah Covid19 melanda seluruh dunia tahun 2019 yang merupakan rencana besar untuk melihat dunia “tunduk” terhadap beberapa hal yang belum pernah terjadi sebelumnya di era modern seperti sekarang. Beberapa hal tersebut misalnya adalah stay at home selama beberapa bulan, vaksin sebanyak 3x, melakukan pengecekan swab apabila bepergian, melakukan check-in dengan aplikasi apabila memasuki area publik, dll.
Efek ini menimbulkan efek setelahlah yaitu pada tahun 2023. Banyak perusahaan rintisan hampir diseluruh dunia melakukan PHK dan banyak nya bank-bank besar di AS dan Eropa yang runtuh yaitu Silvergate bank, Silicon Valley Bank, Signature Bank, First Republic Bank, dan Credit Suisse Bank. Anehnya, 2 bank yang ramah kripto yaitu Silvergate dan Signature terkena imbas terlebih dahulu yang disebutkan efek domino dari runtuhnya FTX tahun lalu. Untuk lebih jelasnya, dapat menyimak penjelasannya pada video lainnya di Chainsightnews.com