
Biaya Transaksi Ethereum Naik 219 Persen Dalam 3 Minggu
Selama tiga minggu terakhir, biaya transaksi Ethereum (ETH) telah meningkat tajam. Dalam rentang waktu 22 Oktober hingga 12 November 2023, biaya rata-rata untuk transaksi Ethereum melonjak 219%, dari US$2,08 menjadi US$6,64 (Rp104.000) per transaksi.
Pada hari Senin (13 November) biaya rata-rata transaksi Eter adalah 0.0033 ETH atau sekitar US$6,76 (Rp106.000), dengan biaya median sebesar 0,0013 ETH atau US$2,70 (Rp423.000) per transaksi, menurut BitinfoCharts.
Menariknya, biaya untuk mentransfer Ether sangat mirip dengan biaya transfer bitcoin, di mana biaya rata-rata dan median untuk transaksi ETH sejajar dengan biaya BTC. Namun, perbedaan yang berbeda muncul ketika melakukan jenis operasi lain pada blockchain Ethereum, seperti menggunakan smart contract.
Akibatnya, menukar aset berbasis ETH pada platform pertukaran terdesentralisasi (dex) dapat dikenakan biaya mulai dari US$27,77 hingga US$28,50 per transaksi atau sekitar Rp436.000-Rp447.000.
Biaya transaksi non-fungible token (NFT) juga tinggi, yang berkisar US$46,93 hingga US$48,16 atau sekitar Rp736.000 hingga Rp756.000.
Pada hari Minggu (12 November) biaya transfer aset di berbagai rantai melalui bridging diperkirakan sebesar US$8,93 hingga US$9,17 atau sekitar Rp140.000 hingga Rp144.000.
Dari 22 Oktober 2023 hingga 11 November 2023, Ethereum telah memproses rata-rata sekitar 1.071.448 transaksi setiap hari.
Melihat Flippening Watch ETH dan BTC, BTC masih memimpin dalam kapitalisasi pasar, volume perdagangan harian, dan mining reward 24 jam yang dikumpulkan oleh validator, dibandingkan dengan ETH. Terlepas dari perspektifnya, transaksi pada kedua blockchain ini secara signifikan lebih mahal dibandingkan transaksi pada blockchain layer-1 lainnya.