Bitcoin Jatuh di Bawah $109.000, Tapi Data Menunjukkan Pembeli Mulai Masuk
Harga Bitcoin (BTC $109.153) anjlok ke level terendah dua minggu di $108.865 pada Kamis. Meskipun ada minat beli di area harga bawah minggu ini, aksi jual saat sesi perdagangan Asia terus menggerus keuntungan dari rebound yang terjadi di sesi Amerika Serikat.
Sepanjang pekan, trader mencoba membeli di level rendah intraday, tetapi data liquidation heatmap dari Hyblock menunjukkan adanya kluster likuidasi dari posisi long leverage yang rentan terserap pada kisaran $111.000 hingga $107.000.
Selain risiko likuidasi ke bawah, aktivitas di pasar futures perpetual masih mendominasi pergerakan harga harian Bitcoin. Tekanan jual besar dari kelompok investor institusional (1.000–10 juta USD) terus mengalahkan aksi beli spot dari investor ritel dengan order lebih kecil (100–1.000 USD).
Meski Bitcoin nyaris jatuh di bawah $110.000, perkembangan menarik hari itu adalah rasio bid-ask orderbook agregat kembali condong ke arah pembeli. Rasio ini mengukur perbandingan antara jumlah order beli (bids) dan order jual (asks) di dalam order book. Nilainya berkisar antara -1 hingga 1, dengan 0 menunjukkan jumlah order beli dan jual yang seimbang.
Menurut Hyblock:
“Rasio bid/ask yang lebih besar dari 0 menunjukkan ada lebih banyak order beli daripada order jual dalam order book, yang bisa menjadi sinyal meningkatnya permintaan aset di level harga saat ini.”
Jika metrik ditetapkan pada kedalaman 10% di bursa spot saja, terlihat bahwa pembeli mulai masuk saat harga turun ke $110.553 dari $111.200. Bukti aktivitas beli ini juga terlihat pada grafik cumulative volume delta (CVD) empat jam, di mana ada lonjakan volume beli (tanda panah kuning).
Walau volume spot masih kalah dibandingkan dengan aktivitas jual-beli di pasar futures perpetual, kemunculan kembali rasio bid-ask yang condong ke bull merupakan yang pertama sejak 5–7 September, tepat sebelum BTC reli dari $107.500 hingga mencapai puncak harga $118.200.