
Blockchain Halal Bermunculan, Bagaimana Potensinya di RI?
Aliansi Media Crypto Indonesia (AMCI) menilai kehadiran blockchain halal seperti Haqq Network dan koinnya, Islamic Coin, yang menargetkan pengguna muslim, dapat memengaruhi tingkat adopsi kripto oleh umat Islam di masa mendatang.
Founder Aliansi Media Crypto Indonesia (AMCI) Isybel Harto, mengatakan bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, sehingga produk yang berbasis halal sangat perlu untuk dipertahankan menjaga keseimbangan sosial, karena dampak dari perkembangan teknologi sering bertentangan dengan syariah maupun budaya pada suatu negara.
"Teknologi khususnya blockchain harus melihat sisi syariahnya juga, terutama yang berhubungan dengan dunia finansial. Hal ini juga senada dengan perjuangan dari Asosiasi Blockchain Syariah Indonesia (ABSI) yang menaungi bisnis blockchain berbasis syariah di Indonesia," tuturnya, Selasa (23/5/2023).
AMCI merupakan wadah bagi para pebisnis di bidang teknologi blockchain dan cryptocurrency. Sementara ABSI adalah wadah sinergi dan literasi teknologi blockchain sesuai dengan prinsip syariah yang berkualitas dan berintegritas.
Dia menilai bahwa potensi blockchain halal di Indonesia dapat terus berkembang karena sejalan dengan prinsip dan konsep syariah serta dirancang untuk memberikan nilai tambah bagi komunitas muslim.
Islam adalah agama terbesar kedua di dunia. World Population Review mencatat populasi muslim di dunia lebih dari 1,9 miliar. Bahkan, Global Muslim Population memperkirakan bahwa jumlah populasi muslim di dunia akan melampaui 2 miliar pada tahun 2023, yang mewakili seperempat dari populasi dunia. "Bayangkan jika semua populasi umat Islam mengadopsi cryptocurrency."
Dia menggambarkan bahwa saat ini basis pengguna Bitcoin di dunia masih relatif rendah, hanya sekitar 25 juta pengguna. Dengan demikian, kehadiran blockchain halal seperti Haqq Network dapat mendorong adopsi kripto oleh umat Islam di masa mendatang.
Islamic Coin merupakan mata uang digital yang sesuai dengan konsep syariah dan dirancang untuk memberikan nilai tambah bagi komunitas muslim dunia. Selain itu, blockchain halal juga akan memberikan transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar dalam keuangan syariah.
Sementara itu, Dea Saka Kurnia Putra, konsultan blockchain dan Web3 sekaligus anggota ABSI, menyampaikan bahwa pada 21 Maret 2023, International Islamic University Malaysia (IIUM) bekerja sama dengan Haqq Association, sebagai upaya untuk mendalami keuangan syariah dalam lingkup akademik. Haqq Association adalah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk mempromosikan teknologi desentralisasi berbasis komunitas muslim di seluruh dunia.
Melalui kemitraan ini, Haqq Association akan membangun blockchain academy, sedangkan IIUM akan bertindak sebagai pihak akreditor. Blockchain academy akan menawarkan kelas gratis bagi siapa saja yang tertarik untuk mempelajari teknologi kripto dan blockchain. Mereka juga akan diberikan opsi untuk mendaftar di program universitas untuk mendapatkan pendidikan lebih lanjut.
Haqq Association juga akan membentuk DAO Evergreen untuk mendukung pendanaan proyek dan pendidikan, yang semakin memperkaya DeFi (Decentralized Finance) dan ekosistem blockchain yang sesuai dengan syariah. Kemitraan ini juga berfokus pada pengembangan DApps yang sesuai dengan syariah Islam.
Kolaborasi IIUM dan Asosiasi Haqq merupakan langkah signifikan menuju pasar desentralisasi yang lebih matang karena menggabungkan keahlian akademik dengan teknologi inovatif.
"Tujuan kami adalah untuk mencoba membuka jalan bagi masa depan keuangan syariah, untuk melihat lebih jauh bagaimana kita dapat menyeimbangkan Islam dengan keadilan dalam tatanan sosial masyarakat modern yang kompleks," kata Rektor IIUM, Profesor Dzulkifli Abdul Razak.
Dengan berfokus pada kesadaran masyarakat, kolaborasi akademik, dan solusi yang sesuai dengan syariah, kemitraan antara IIUM dan Haqq Association diharapkan dapat membuka jalan bagi era baru adopsi kripto bagi komunitas muslim.