Kartu Crypto Self-custody vs Terpusat: Pilih Kebebasan atau Kenyamanan?
Di tengah semakin luasnya adopsi kripto sebagai alat pembayaran, kartu crypto kini hadir sebagai solusi praktis untuk membelanjakan aset digital layaknya uang tunai. Namun, di balik kemudahan tersebut, muncul dilema besar: apakah pengguna sebaiknya memilih kartu kripto terpusat yang praktis, atau kartu kripto self-custody yang memberikan kendali penuh atas aset?
Dua Jenis Kartu Kripto
Ada dua jenis kartu kripto yang berkembang saat ini, yaitu kartu self-custody yang terhubung dengan wallet non-kustodian, dan kartu crypto terpusat. Dalam sistem self-costody, pengguna memegang kunci pribadi dan kendali penuh atas asetnya, tanpa perantara seperti bursa atau bank.
Di sisi lain, kartu crypto terpusat yang dikelola oleh penyedia seperti Coinbase, Bybit, atau Crypto.com. Dalam model ini, aset disimpan oleh perusahaan, yang juga mengelola transaksi dan menyediakan layanan pelanggan layaknya institusi keuangan konvensional.
Keunggulan Kartu Crypto Self-Custody: Kebebasan dan Privasi
Kartu self-custody memungkinkan pengguna membayar langsung dari dompet pribadi tanpa perlu menyimpan dana di pihak ketiga. Transaksi diverifikasi melalui smart contract dan diselesaikan secara onchain. Tak ada risiko dana dibekukan oleh pihak ketiga, dan privasi lebih terjaga karena beberapa protokol mulai mengadopsi teknologi zero-knowledge proof.
Namun, sistem ini menuntut pengetahuan teknis yang lebih tinggi. Jika kunci pribadi hilang, tak ada cara untuk memulihkannya. Selain itu, integrasi dengan sistem pembayaran ritel masih terbatas, dan gas fee dapat menjadi kendala.
Keunggulan Kartu Crypto Terpusat: Kemudahan dan Insentif
Kartu terpusat menawarkan pengalaman layaknya kartu debit biasa. Pengguna tinggal gesek, dan aset kripto langsung dikonversi ke mata uang fiat. Biaya transaksi lebih rendah karena bursa sering melakukan transaksi secara offchain.
Keunggulan lainnya meliputi aplikasi seluler yang mudah digunakan, fitur pembekuan kartu, cashback kripto, hingga hadiah staking. Namun, risiko tetap ada. Aset bisa dibekukan, dicuri, atau tidak bisa diakses jika platform mengalami masalah, seperti peretasan senilai $1,4 miliar yang menimpa Bybit pada Februari 2025.
Contoh Kartu Self-Custody: MetaMask Card
MetaMask meluncurkan kartu debit non-kustodian pada April 2025. Kartu ini terhubung langsung dengan dompet MetaMask pengguna dan mendukung token seperti USDC, USDT, WETH, EURe, GBPe, dan aUSDC. Ini baru tersedia di Argentina, Brasil, Kolombia, Meksiko, EEA, Swiss, Inggris, dan sebagian wilayah AS.
Pengguna perlu melakukan proses Know Your Customer (KYC) dan melakukan bridging dana ke jaringan Linea. Transaksi dikenakan gas fee sekitar $0,02 dan swap fee 0,875% untuk token non-stablecoin. Setiap transaksi USDC memberikan cashback sebesar 1%.