Koin JAV Yua Mikami Picu Kontroversi dan Update Lainnya
Koin JAV Yua Mikami Picu Tanda Bahaya, Diduga Ditujukan untuk Investor Tiongkok
Bintang film dewasa dan penyanyi pop Jepang, Yua Mikami, meluncurkan proyek memecoin baru di jaringan Solana, dan berhasil mengumpulkan lebih dari $2,9 juta atau lebih dari 19.000 SOL dalam tahap presale saat artikel ini ditulis. Namun, proyek ini mengundang banyak pertanyaan soal pengelolaan dan transparansinya.
Presale diumumkan melalui akun X resmi Mikami yang memiliki 8,2 juta pengikut, namun tidak dipromosikan di akun TikTok dan Instagram-nya yang juga punya jutaan pengikut.
Analis blockchain dari EmberCN menemukan sejumlah red flag. Tidak ada kurs tetap maupun batas maksimum pendanaan. Investor hanya akan mendapatkan bagian dari alokasi token 20% sesuai total dana yang terkumpul. Bahkan ada peserta yang mengirimkan SOL langsung dari bursa terpusat meskipun sudah ada peringatan agar tidak melakukannya — dan karena tidak ada mekanisme refund, dana tersebut kemungkinan hilang.
Meski ada pernyataan bahwa investor dari Jepang tidak diperbolehkan ikut, tidak ada batasan teknis yang diterapkan untuk mencegahnya. Peneliti AB Kuai.Dong mengklaim bahwa hak proyek ini kini dimiliki oleh entitas asal Tiongkok dan sedang dipasarkan secara agresif kepada investor Tiongkok.
Fenomena ini muncul di tengah meningkatnya keraguan terhadap memecoin yang didukung selebritas, terutama di Solana yang belakangan ini banyak dilanda penipuan. Pada Maret lalu, akun X yang kini diblokir sempat menuduh adanya "pabrik memecoin" di Shenzhen yang menjalankan skema pump-and-dump secara terorganisir. Beberapa pengguna menduga (meski belum terkonfirmasi) bahwa token Mikami ini bisa saja terhubung dengan jaringan tersebut.
Meski kontroversial, sejumlah trader kripto menyambut proyek ini sebagai bukti bahwa budaya “otaku” Jepang kini resmi masuk ke dunia kripto. Perlu dicatat, ini bukan kali pertama Mikami terlibat proyek blockchain. Ia dan beberapa bintang JAV lainnya sempat meluncurkan proyek NFT pada masa booming NFT tahun 2021.
Ant Digital Luncurkan Layer-2 Jovay untuk Tokenisasi Aset Dunia Nyata
Ant Digital Technologies, anak perusahaan dari Ant Group milik Alibaba, meluncurkan jaringan Ethereum Layer-2 bernama Jovay pada 30 April. Jaringan ini didesain untuk bersaing dalam sektor tokenisasi real-world assets (RWA) yang kian berkembang.
Ant Digital mengklaim bahwa Jovay mampu memproses 100.000 transaksi per detik dengan waktu respons hanya 100 milidetik. Jaringan ini merupakan bagian dari strategi “Dual Chains and One Bridge” milik Ant, bersama dengan lapisan aset AntChain dan infrastruktur crosschain bridge.
“Jovay saat ini beroperasi sebagai solusi Layer-2 di Ethereum, dengan fokus utama pada performa dan keamanan,” ujar Cobe Zhang, kepala proyek Jovay. Zhang juga mengungkapkan bahwa mereka menargetkan peluncuran mainnet pada kuartal ketiga 2025.
Langkah ini berbarengan dengan ekspansi strategis Ant Digital, termasuk pembukaan kantor pusat global di Hong Kong dan basis operasi Timur Tengah di Dubai, dua kawasan yang tengah berkembang pesat dalam regulasi aset digital.
Sepekan sebelum pengumuman Jovay, Ant Digital juga meluncurkan infrastruktur kontrak pintar barunya: AI-powered DeTerministic Virtual Machine (DTVM) Stack, yang menggunakan model bahasa besar (LLM) untuk mempercepat pengembangan.
Saat ini, Ethereum masih memimpin adopsi tokenisasi aset dunia nyata, terutama pada token US Treasurys dan arus dana institusional.
Korea Selatan Izinkan Penjualan Aset Kripto oleh Yayasan Nirlaba Mulai Juni
Komisi Jasa Keuangan Korea Selatan (FSC) dilaporkan telah menyelesaikan pedoman baru yang memungkinkan organisasi nirlaba dan bursa kripto terdaftar untuk secara legal menjual aset digital mulai bulan Juni 2025.
Aturan ini merupakan bagian dari upaya bertahap untuk membuka pasar kripto domestik bagi investor institusional yang sebelumnya dibatasi oleh regulasi lokal.
Berdasarkan aturan baru, organisasi nirlaba yang telah beroperasi selama lebih dari lima tahun dan menjalani audit eksternal diperbolehkan menerima dan menjual donasi dalam bentuk kripto. Mereka diwajibkan membentuk komite evaluasi internal untuk menilai asal dana serta merencanakan proses likuidasi. Hanya aset kripto yang terdaftar di minimal tiga dari lima bursa fiat-kripto berlisensi yang dapat diterima.
Bursa kripto juga diperbolehkan menjual aset digital, namun di bawah pengawasan ketat. Penjualan hanya untuk menutupi biaya operasional dan dibatasi pada 20 aset kripto teratas berdasarkan kapitalisasi pasar. Penjualan harian juga dibatasi dan tidak boleh dilakukan langsung di platform bursa mereka sendiri.