Penjualan non-fungible token (NFT) berbasis Polygon menduduki peringkat teratas secara global pekan ini, setelah mengalami lonjakan penjualan sebesar 20% dalam tujuh hari terakhir.

Menurut data dari CryptoSlam per 22 April, volume penjualan NFT Polygon mencapai $22,3 juta, mengungguli Ethereum yang mencatat $19,2 juta. Capaian ini mewakili 24% dari total volume penjualan NFT global pekan lalu yang tercatat sebesar $92,9 juta.

Jumlah pembeli NFT di jaringan Polygon juga melonjak drastis menjadi lebih dari 39.000 orang, meningkat 81% dibandingkan pekan sebelumnya. Di bawah Ethereum, posisi ketiga ditempati Mythos Chain dengan volume $14,3 juta, disusul koleksi berbasis Bitcoin yang mencatat $14,1 juta.

Lonjakan penjualan Polygon pekan ini didorong oleh koleksi NFT berbasis real-world asset (RWA), yang menunjukkan bahwa narasi tokenisasi aset fisik semakin masuk ke ranah NFT.

Koleksi Courtyard menjadi pendorong utama pertumbuhan ini, dengan volume penjualan mencapai $20,7 juta. Ini mengungguli proyek-proyek NFT populer lainnya selama periode yang sama. Courtyard merupakan marketplace NFT untuk koleksi kartu fisik bersertifikasi seperti kartu Pokémon, basket, dan bisbol yang populer di kalangan kolektor.

Kartu-kartu yang ditokenisasi melalui Courtyard disimpan dan diasuransikan di sebuah brankas oleh perusahaan keamanan, menjadikan NFT yang dijual benar-benar memiliki aset fisik sebagai jaminan. Pembeli NFT dapat menukarkannya dengan kartu fisik, di mana NFT akan langsung dibakar dan tidak lagi bisa diperjualbelikan di marketplace.

Fenomena NFT berbasis RWA menjadi tren kuat di kuartal pertama 2025. Data dari RWA.xyz mencatat nilai total aset yang telah ditokenisasi mencapai $21,2 miliar, dengan lebih dari 97.000 pemegang aset. Angka ini belum termasuk nilai stablecoin yang telah mencapai $227 miliar secara global.

Lonjakan signifikan ini menandai pergeseran tren di dunia NFT, dari koleksi digital semata ke aset nyata yang memberikan nilai tambah dan utilitas langsung bagi para kolektor dan investor.