Apakah Zora Mengubah Ethereum L2 Base Menjadi “Solana Killer”?
Base, jaringan layer-2 Ethereum milik Coinbase, mulai menguji dominasi Solana di sektor peluncuran token. Lonjakan aktivitas SocialFi baru-baru ini, terutama melalui platform Zora, mendorong Base menempati puncak papan peringkat industri kripto.
Selama beberapa tahun terakhir, Solana menjadi pilihan utama untuk peluncuran token baru. Biaya transaksi rendah dan kecepatan tinggi menarik banyak trader beralih dari Ethereum. Solana juga menjadi pusat ekosistem memecoin dengan launchpad seperti Pump.fun yang meluncurkan puluhan ribu token setiap hari.
Namun, lonjakan di Base berasal dari ekosistem token yang berbeda — dibangun dari unggahan media sosial, momen viral, dan gelombang baru creator tools. Coinbase baru-baru ini memperkenalkan Base App lewat rebranding dompetnya, yang memicu aktivitas SocialFi di aplikasi seperti Zora.
Data Nansen menunjukkan peluncuran token memang condong ke Base dalam beberapa minggu terakhir, namun Solana masih unggul di sebagian besar metrik aktivitas utama. Meski Zora berhasil membawa nama-nama besar industri kripto ke Base, sebagian pihak meragukan ribuan token baru tersebut punya nilai moneter atau sekadar menjadi tren sesaat.
Rebranding Base App Memicu Gelombang SocialFi di Ethereum L2
Pada 16 Juli, Coinbase merilis Base App yang mengubah dompet kripto menjadi pusat kreator. Pengguna kini bisa mengunggah konten, mint, dan memperdagangkan unggahan mereka melalui integrasi dengan alat sosial seperti Zora dan Farcaster.
Dampaknya langsung terasa:
-
16 Juli: Base mencatat 7.557 peluncuran token baru.
-
17 Juli: Angka ini melonjak tiga kali lipat menjadi 22.098 token.
-
23 Juli: Zora menyalip LetsBonk dan menjadi launchpad nomor satu dengan 38.254 peluncuran token — melampaui total gabungan platform memecoin Solana yang mencatat 29.012 token.
Meski demikian, Brian Huang, Co-Founder Glider, memperingatkan bahwa sebagian besar token Zora tidak memiliki likuiditas untuk dijual, sehingga membuat kreator dan penggemar terjebak dengan token yang tidak bernilai.
Alexander Cutler, CEO Aerodrome (DEX di Base), membela Zora dengan menyebut banyak pengguna Instagram yang tertarik karena mendapat imbalan dari aktivitas mereka seperti biasa.
“Saya sudah mengajak lebih banyak pengguna awam ke sini dibandingkan proyek kripto lainnya, dan mereka menikmatinya. Para spekulan hanya membuat pasar bergerak,” ujarnya.
Solana Tetap Unggul Meski Base Mengalami Lonjakan
Seperti media sosial lainnya, memposting di Zora tidak menjamin audiens. Tokenisasi konten juga tidak otomatis memberi likuiditas atau nilai.
Huang menegaskan bahwa menghitung jumlah token bukanlah indikator utama, yang penting adalah nilai total dari token-token tersebut. Ia memprediksi, seperti media sosial yang gratis, 99,99% token konten ini akan tidak bernilai.
Faktanya, token di Solana pun menghadapi masalah serupa. Laporan sebelumnya menyebut hampir 99% token Pump.fun gagal mendapatkan perhatian dan likuiditas. Meski jarang, ada memecoin Solana yang bisa diperdagangkan dan mencapai valuasi jutaan dolar, biasanya berkat dukungan selebriti atau tokoh politik — walau tak jarang terlibat tuduhan penipuan.
Hingga kini, Solana masih unggul di hampir semua metrik aktivitas berkat likuiditas yang mapan, protokol DeFi yang matang, dan komunitas pengembang yang cepat berinovasi.