Regulator Peringatkan: Australia Terancam Tertinggal Jika Abaikan Teknologi Tokenisasi Aset
Australia menghadapi risiko tertinggal dari negara lain dalam inovasi pasar modal jika tidak segera mengadopsi teknologi baru seperti tokenisasi aset, menurut Ketua Otoritas Pasar dan Investasi Australia (ASIC), Joe Longo.
Ketika negara lain beradaptasi dan berinovasi, ada risiko nyata bahwa Australia bisa menjadi negeri yang kehilangan peluang atau sekadar menjadi penerima pasif dari kemajuan negara lain, kata Longo dalam pidatonya di National Press Club pada hari Rabu.
Ia menambahkan, Pilihan kita sederhana berinovasi atau stagnan, berevolusi atau punah.
Tokenisasi Aset Dunia Nyata Capai Puluhan Miliar Dolar
Saat ini, lebih dari $35,8 miliar aset dunia nyata (real-world assets) telah ditokenisasi di blockchain. Menurut Boston Consulting Group, angka ini bisa melonjak hingga $16 triliun pada 2030, sementara McKinsey & Co memperkirakan pertumbuhan yang lebih konservatif di kisaran $2 triliun.
Di Amerika Serikat, regulator pasar bahkan telah mempertimbangkan perdagangan 24 jam non-stop, yang menurut beberapa analis dapat dilakukan untuk jenis aset tertentu. Tokoh keuangan global seperti CEO BlackRock, Larry Fink, mendorong tokenisasi berbagai instrumen keuangan mulai dari saham, obligasi, hingga dana pasar uang sebagai solusi untuk efisiensi dan transparansi.
Negara Lain Sudah Lebih Cepat Berinovasi
Longo menegaskan bahwa Australia sebenarnya termasuk pelopor dalam perdagangan elektronik, dengan sistem penyelesaian sekuritas CHESS (Clearing House Electronic Subregister System) milik Bursa Efek Australia (ASX). Bahkan, obligasi token pertama di dunia diterbitkan di Sydney pada tahun 2018.
Namun, ia mengakui bahwa sekarang, negara lain telah melampaui kita.
Teknologi distributed ledger yang mendukung tokenisasi aset bisa mengubah pasar modal kita secara fundamental sebagaimana CHESS pernah melakukannya, ujarnya.
Longo juga mengungkap bahwa ia baru-baru ini bertemu dengan Ketua SEC Amerika Serikat, Paul Atkins, yang menegaskan bahwa Australia kini sedang bersaing untuk menarik sebanyak mungkin modal global dalam upaya merebut pangsa pasar tokenisasi yang berkembang pesat.
ASIC Siapkan Dukungan untuk Inovasi Fintech
Sebagai langkah nyata, ASIC berencana menghidupkan kembali program Innovation Hub-nya untuk membantu startup fintech dan perusahaan aset digital menavigasi regulasi dengan lebih mudah.
Langkah ini dilakukan sekitar seminggu setelah ASIC merilis panduan terbaru tentang bagaimana inovasi aset digital harus diseimbangkan dengan perlindungan investor.
Kami ingin melakukan lebih banyak untuk mendukung inovasi dari bawah ke atas, kata Longo.
JPMorgan Siap Tokenisasi Aset Senilai $730 Miliar
Dalam pidatonya, Longo juga menyoroti potensi percepatan adopsi tokenisasi yang lebih cepat dari perkiraan. Ia menyebutkan diskusi dengan staf JPMorgan, yang mengatakan bahwa bank tersebut berencana men-tokenisasi dana pasar uang (money market funds) dalam dua tahun ke depan.
Empat dana terbesar JPMorgan sendiri saat ini memegang aset senilai total $730 miliar. Dengan tokenisasi, akses ke kelas aset tersebut akan terbuka lebih luas, tidak hanya untuk investor institusional atau individu kaya, tetapi juga bagi kalangan trader ritel dan pelaku pasar yang lebih kecil.