Bitcoin Anjlok ke $98.000, Ini Penyebabnya
Harga Bitcoin anjlok ke harga $87.115 pada Selasa (25/02) sore, dengan penurunan lebih 7% dalam 24 jam. Sejumlah faktor utama yang memicu penurunan tajam ini termasuk ancaman tarif baru dari Presiden AS Donald Trump, dan arus keluar yang terus-menerus dari dana ETF berbasis Bitcoin.
Trump Kembali Picu Kekhawatiran Perang Tarif
Salah satu faktor utama yang menekan harga Bitcoin adalah keputusan Trump untuk kembali memperketat kebijakan tarif perdagangan.
Pada hari Rabu, Trump mengumumkan bahwa tarif tinggi terhadap Kanada dan Meksiko akan mulai berlaku pekan depan, setelah sebelumnya sempat ditangguhkan. Kebijakan ini mengikuti perintah eksekutifnya pada 1 Februari yang menetapkan tarif 25% pada barang asal Meksiko dan Kanada, serta tambahan 10% pada sektor energi dari Kanada.
Langkah ini memicu kekhawatiran investor, menyebabkan pasar saham global merosot, dan Bitcoin ikut terpukul karena pergerakannya yang cenderung sejalan dengan aset berisiko. Emas, di sisi lain, justru naik 12% sepanjang 2025 karena dianggap sebagai aset safe haven.
Likuidasi Bitcoin Lampaui $500 Juta dalam Sehari
Tekanan jual Bitcoin semakin meningkat akibat likuidasi besar-besaran di pasar kripto. Dalam 24 jam terakhir, total likuidasi di pasar Bitcoin Futures mencapai $516,93 juta, tertinggi sejak Desember 2024. Dari jumlah tersebut, sekitar $496,20 juta berasal dari posisi long yang dilikuidasi, sedangkan likuidasi posisi short hanya $20,73 juta.
Ketika posisi long dilikuidasi, bursa secara otomatis menjual aset untuk menutup kerugian, yang semakin meningkatkan tekanan jual. Tren likuidasi ini serupa dengan yang terjadi pada 3 Februari, ketika Bitcoin jatuh akibat kebijakan tarif Trump dan gelombang likuidasi leverage.
Arus Keluar ETF Perbesar Tekanan Jual
Penurunan harga Bitcoin juga dipicu oleh arus keluar yang terus-menerus dari dana ETF berbasis Bitcoin di AS. Sejak 17 Februari 2025, ETF Bitcoin telah mencatat arus keluar sebesar $1,77 miliar. Arus keluar terbesar dalam satu hari terjadi pada 24 Februari, mencapai $516,4 juta—bertepatan dengan pengumuman tarif baru Trump.
Investor institusional tampaknya mengurangi eksposur mereka terhadap Bitcoin di tengah ketidakpastian makroekonomi. Penebusan besar-besaran dari ETF memaksa penyedia dana untuk menjual Bitcoin dalam jumlah besar, yang semakin memperburuk tekanan jual.
Bitcoin Berisiko Turun ke $77.500
Secara teknikal, Bitcoin tengah berada dalam pola pembalikan bearish double top, yang dapat mendorong harga turun lebih jauh.
Pola double top terbentuk ketika harga menyentuh dua puncak yang hampir sama tetapi gagal menembus lebih tinggi. Pola ini dikonfirmasi saat harga turun di bawah level support utama dengan peningkatan volume perdagangan.
Dengan pola ini, target penurunan Bitcoin diperkirakan berada di sekitar $77.500—sekitar 13% lebih rendah dari level saat ini—pada Maret mendatang.