Bitcoin Masuk 401(k): Peluang Besar untuk Investor Kripto, tapi Risiko Juga Tinggi
Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada 7 Agustus yang mengizinkan aset kripto, termasuk Bitcoin (BTC), dimasukkan dalam rencana pensiun 401(k). Keputusan ini disambut positif oleh industri kripto sebagai kemenangan adopsi, namun para ahli keuangan memperingatkan adanya risiko besar yang harus diperhatikan.
Perintah yang bertajuk “Democratizing Access to Alternative Assets for 401(k) Investors” itu menginstruksikan regulator keuangan AS untuk memperluas akses ke kripto dan aset alternatif lainnya dalam skema 401(k).
Sebagai salah satu program pensiun paling populer di Amerika Serikat, 401(k) mengelola aset senilai $8,9 triliun pada 2024. Jika sebagian dana itu masuk ke kripto, potensi permintaan bisa melonjak drastis dan mendorong harga Bitcoin serta aset digital lainnya.
Risiko Besar Bitcoin dalam 401(k)
Meskipun banyak trader melihat langkah ini sebagai sinyal bullish bagi harga Bitcoin, para profesional keuangan mengingatkan bahwa kripto membawa risiko signifikan.
Trump mengarahkan Departemen Tenaga Kerja AS untuk meninjau ulang batasan pada enam kelompok aset, termasuk:
-
Ekuitas swasta (private equity)
-
Real estate dan instrumen utang terkait properti
-
Produk investasi kripto yang dikelola aktif
-
Komoditas
-
Proyek pembiayaan infrastruktur
-
Longevity risk-sharing pools
Menurut André Dragosch dari Bitwise, masuknya modal besar ke pasar kripto bisa membuat harga Bitcoin menembus $200.000 sebelum akhir tahun. Sementara CJ Burnett dari Compass Mining menyebut adopsi Bitcoin di 401(k) akan meningkatkan stabilitas dan mengurangi volatilitas.
Namun, biaya tinggi pada investasi alternatif tetap menjadi perhatian. Rata-rata biaya 401(k) hanya 0,26%, sementara private equity menggunakan struktur “2 and 20” (2% biaya manajemen + 20% keuntungan). ETF Bitcoin pun memiliki biaya beragam, dari 0,95% hingga 1,5%.
Ahli hukum keuangan Ary Rosenbaum bahkan menyebut kripto sebagai “ladang ranjau fidusia”, dengan volatilitas tinggi, mekanisme kompleks (staking, fork, airdrop), serta perlakuan pajak yang rumit.
Perlu Regulasi dan Infrastruktur Baru
Margaret Rosenfeld, Chief Legal Officer Everstake, menegaskan bahwa risiko utama Bitcoin di 401(k) meliputi volatilitas pasar, keamanan siber, dan eksposur fidusia. Ia menyarankan adanya pembaruan regulasi serta standar baru agar aset digital bisa benar-benar “retirement-ready.”
Menurutnya, sistem pencatatan 401(k) saat ini belum siap menghadapi fork, airdrop, maupun volatilitas real-time, sehingga perlu platform pensiun yang ramah aset digital. Regulasi juga harus memastikan likuiditas, transparansi harga, kustodian aman, hingga rating risiko independen.
Jika dikelola dengan tepat, kripto bisa membantu diversifikasi portofolio pensiun dan meningkatkan transparansi sektor ini. Namun, banyak ahli berpendapat bahwa Bitcoin belum cocok dimasukkan ke 401(k).
Rosenbaum menegaskan, “Gunakan akun broker, gunakan Roth IRA dengan opsi self-directed, gunakan pendapatan diskresioner Anda. Tapi jangan gunakan 401(k), yang dirancang sebagai penyelamat finansial masa pensiun.”