Bitcoin Tak Lagi Jadi ‘Safe Haven’? Harganya Anjlok ke $82.000 Sementara Emas Menguat
Harga Bitcoin (BTC) anjlok ke $83.974 di tengah tekanan jual yang meningkat, seiring dengan peralihan investor ke aset safe haven seperti emas. Analisis terbaru menunjukkan adanya pergerakan global yang menjauh dari aset berisiko, termasuk mata uang kripto.
Bitcoin Tidak Lagi Dipandang sebagai Aset Safe Haven?
Bitcoin dan altcoin mengalami penurunan signifikan, mengikuti pergerakan turun di pasar saham setelah Amerika Serikat secara resmi menerapkan tarif perdagangan baru terhadap Kanada dan Meksiko. Dalam 24 jam terakhir, BTC/USD kehilangan $10.000, didorong oleh spekulasi mengenai cadangan kripto strategis AS.
Meskipun rincian terkait cadangan kripto ini baru akan diumumkan dalam White House Crypto Summit pada 7 Maret mendatang, para investor Bitcoin tidak mampu mempertahankan level support utama. Menurut The Kobeissi Letter, tren penurunan ini merupakan bagian dari pergerakan global menuju aset yang lebih aman di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi akibat perang dagang dan kebijakan ekonomi yang tidak stabil.
Pasar saham juga menunjukkan pelemahan, dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing turun 1,76% dan 2,64% pada penutupan perdagangan 3 Maret. Sebaliknya, harga emas terus menguat dan mendekati rekor tertinggi sepanjang masa. Kobeissi menyimpulkan bahwa Bitcoin kini lebih dipandang sebagai aset berisiko daripada sebagai tempat perlindungan nilai.
“Perhatikan perbedaan tajam antara kinerja emas dan Bitcoin sepanjang tahun ini. Harga emas naik 10% sejak 1 Januari, sedangkan Bitcoin turun 10% dalam periode yang sama,” jelas analisis tersebut.
Saat ini, Bitcoin bergerak seiring dengan indeks dolar AS (DXY) dalam tren penurunan yang jarang terjadi. Penurunan ini membawa harga BTC mendekati simple moving average 200 day (SMA 200), yang dikenal sebagai level support utama dalam pasar bullish.
Trader Daan Crypto Trades menekankan bahwa level ini sangat penting untuk diperhatikan, mengingat jarang terjadi pengujian ulang selama tren kenaikan jangka panjang. Ia juga mencatat bahwa pergerakan harga BTC/USD telah menutup celah terbesar dalam sejarah pasar berjangka Bitcoin di CME Group.
Sebelumnya, celah lain yang terbentuk sejak November 2024 juga telah tertutup seiring dengan penurunan Bitcoin menuju level terendah dalam beberapa bulan terakhir di sekitar $78.000. Saat ini, investor terus memantau apakah Bitcoin dapat mempertahankan level support kritisnya atau mengalami tekanan jual lebih lanjut di tengah ketidakpastian makroekonomi global.