
BlackRock Ungkap Alasan Bitcoin Lebih Diminati Institusi Dibanding Ethereum
Ketertarikan institusi terhadap aset kripto terus berkembang di 2025, namun perbedaan adopsi antara Bitcoin dan Ethereum semakin mencolok. Dalam wawancara di podcast Empire, Samara Cohen, Managing Director Senior sekaligus Chief Investment Officer ETF dan Investasi Indeks di BlackRock, mengungkapkan pandangan internal perusahaan manajemen aset terbesar dunia terhadap dua aset kripto terbesar tersebut.
Menurut Cohen, Bitcoin saat ini berada jauh di depan Ethereum dalam hal permintaan investor institusional dan integrasi ke dalam portofolio. Hal ini terlihat dari perbedaan minat pasar terhadap iShares Bitcoin Trust (IBIT) BlackRock yang tercatat sebagai peluncuran Exchange Traded Product (ETP) paling sukses dalam sejarah.
Sekitar separuh pemegang IBIT berasal dari kalangan investor ritel yang melakukan pembelian ETP pertama mereka melalui produk ini.
Sebaliknya, sentimen berbeda terlihat pada Ethereum. Meskipun BlackRock juga telah meluncurkan produk berbasis Ethereum, permintaannya masih jauh tertinggal dibanding Bitcoin.
“Ethereum masih jauh di posisi kedua,” ungkap Cohen, seraya menjelaskan bahwa tesis investasi Ethereum belum cukup solid di mata investor institusional.
Menurut Cohen, kompleksitas Ethereum menjadi tantangan tersendiri. “Anda bisa saja optimis terhadap kegunaan blockchain publik Ethereum, tapi belum tentu paham bagaimana hal itu berkontribusi pada nilai tokennya,” jelasnya. Hal ini menimbulkan ketidakpastian dan menyulitkan adopsi secara luas.
Selain narasi yang belum matang, Cohen menyoroti kurangnya standar dan data konsisten di dunia kripto. Berbeda dengan pasar tradisional yang memiliki metrik jelas seperti arus kas dan tata kelola perusahaan, aset kripto belum memiliki sistem penilaian yang mapan. “Bagaimana Anda membangun indeks di pasar yang belum memiliki fondasi data yang seragam?” tanyanya retoris.
Bitcoin, sebaliknya, dinilai lebih siap masuk ke dalam model portofolio tradisional. Dengan metrik yang lebih jelas terkait kelangkaan, jadwal penerbitan, dan kematangan infrastruktur pasar, Bitcoin direkomendasikan oleh BlackRock untuk alokasi sebesar 1–2% dalam portofolio investor. “Jika melebihi 2%, kontribusi terhadap volatilitas portofolio meningkat secara eksponensial,” ujar Cohen.
Meski Ethereum terus maju secara teknologi, terutama dalam bidang keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan aplikasi on-chain, institusi seperti BlackRock masih membutuhkan kejelasan, standarisasi, dan model valuasi yang solid sebelum melakukan alokasi modal yang signifikan. “Membuat kerangka valuasi untuk Ethereum atau token lainnya jauh lebih rumit,” tutup Cohen.
Pada saat berita ini ditulis, harga Bitcoin berada di level $94.845, sementara Ethereum berada di $1,813, dengan perubahan harga masing-masing 0,2% dn 0,6% dalam 24 jam terakhir.