CEO Telegram Ditangkap di Prancis, Hadapi Tuduhan Terorisme dan Konspirasi
CEO Telegram Pavel Durov dikabarkan telah ditangkap di Prancis atas sejumlah tuduhan terkait dengan pengoperasian platform pesan sosial tersebut. Menurut laporan media lokal, TF1, penangkapannya terjadi pada Sabtu malam, tak lama setelah ia mendarat di negara itu dengan jet pribadinya dari Azerbaijan.
Durov ditangkap oleh National Anti-Fraud Office Prancis, dan menghadapi tuduhan terorisme, penjualan narkotika dan barang curian, penipuan, perdagangan manusia, konspirasi, pencucian uang, dan banyak lagi.
Durov merupakan warga negara Rusia dan dikenal jarang bepergian ke di Eropa dan menghindari negara-negara di mana Telegram menghadapi pengawasan. Tidak diketahui alasan dia berasa di Prancis pada akhir pekan.
"Dia melakukan kesalahan malam ini. Kami tidak tahu mengapa... Apakah penerbangan ini hanya persinggahan? Bagaimanapun, dia ditahan," kata seorang sumber kepada TF1.
Beberapa tokoh terkenal di seluruh dunia telah mengomentari laporan tersebut secara terbuka.
Komentator Amerika, Candace Owens mengatakan: "Apakah Anda sudah memahami betapa seriusnya apa yang sedang terjadi? Pavel Durov benar-benar percaya pada kebebasan berbicara dan menciptakan platform yang tidak dapat diakses oleh negara, jadi sekarang mereka telah menangkapnya.
Sementara itu, host Fox New Tucker Carlson mengatakan: "Pavel Durov mendekam di penjara Prancis malam ini, sebuah peringatan hidup bagi pemilik platform mana pun yang menolak menyensor kebenaran atas perintah pemerintah dan badan intelijen."
Penangkapan Durov terjadi tidak lama setelah dia mengatakan kepada Carlson di podcastnya pada bulan April bahwa ia memperkirakan meningkatnya pengawasan pemerintah akan memaksa lahirnya perangkat komunikasi aman yang terinspirasi oleh hard wallet kripto.
"Dunia menjadi semakin tidak bersahabat. Pemerintah menjadi semakin tidak toleran terhadap privasi," jelas Durov. "Itu jelas merupakan tren karena mereka memiliki kekuatan teknologi yang lebih besar," tambahnya.
Harga TON Jatuh
Saat berita itu menyebar, harga Toncoin (TON), token berafiliasi dengan Telegram turun tajam. Pada hari Minggu (25/08) TON diperdagangkan di kisaran $5,65, dengan penurunan 15,6% dalam 24 jam.
Sementara itu, TON merilis pernyataan resmi di X, namun tidak memberikan rincian spesifik tentang penyelidikan terhadap Durov.
"Menyusul berita terkini terkait pendiri Telegram Pavel Durov, kami ingin meyakinkan semua orang bahwa komunitas TON tetap kuat dan beroperasi penuh," tulisnya.
"Sebagai komunitas yang berkomitmen pada kebebasan berbicara dan desentralisasi, kami mendukung Pavel dengan teguh selama masa yang penuh tantangan ini," tambahnya.
Pada bulan Juli, Durov mengumkan bahwa basis pengguna Telegram baru-baru ini mencapai angka 950 juta. Lonjakan pengguna ini bertepatan dengan maraknya game kripto, seperti Hamster Kombat, yang dapat dimainkan dalam aplikasi mininya.