CEO Telegram Kritisi Penangkapannya di Prancis
Beberapa hari setelah penangkapannya di Prancis, CEO Telegram Pavel Durov akhirnya membahas kejadian tersebut. Pada hari Jumat (06/09) dia membagikan pesan panjang di saluran Telegramnya, dan mengakui bahwa tindakan otoritas Prancis cukup mengejutkan baginya.
Dalam postingan tersebut, Durov mengungkapkan bahwa otoritas Prancis mengatakan kepadanya bahwa ia dapat dimintai pertanggungjawaban secara pribadi atas penyalahgunaan Telegram oleh orang lain karena Telegram tidak menanggapi permintaan mereka.
Ia mengindikasikan bahwa alasan ini sulit diterima karena Telegram memiliki perwakilan resmi Uni Eropa yang mengelola dan menjawab pertanyaan dari Uni Eropa, dan bahwa menghubungi perusahaannya semudah mencari alamat Telegram UE melalui Google.
Durov menambahkan bahwa Pemerintah Prancis sebenarnya memiliki banyak cara untuk menghubunginya guna meminta bantuan, termasuk melalui konsulat Prancis di Dubai, yang katanya sering ia kunjungi.
Lebih lanjut, dia mengkritik strategi di balik penangkapannya, dengan alasan bahwa ia tidak setuju jika CEO bertanggung jawab atas pelanggaran pihak ketiga di platformnya.
“Tidak ada inovator yang akan menciptakan alat baru jika mereka tahu bahwa mereka dapat dimintai pertanggungjawaban secara pribadi atas potensi penyalahgunaan alat tersebut,” katanya.
Lebih lanjut, dia juga menepis anggapan bahwa Telegram penuh dengan penjahat.
"Klaim di beberapa media bahwa Telegram adalah semacam surga anarkis sama sekali tidak benar," tulis Durov. "Kami menghapus jutaan posting dan saluran yang berbahaya setiap hari."
Namun, ia mengakui bahwa skala tantangannya sangat besar. Peningkatan jumlah pengguna Telegram yang tiba-tiba menjadi 950 juta memungkinkan penjahat untuk menyalahgunakan platform tersebut dengan lebih mudah.
Namun, Durov mengatakan bahwa ia berencana untuk meningkatkan penanganan konten berbahaya di Telegram. Dia juga berniat menyederhanakan proses bagi pihak berwenang untuk mengajukan permintaan melalui aplikasi tersebut.
CEO Telegram Durov Bisa Dihukum 20 Tahun Penjara
Durov ditangkap saat mendarat di Bandara Paris–Le Bourget pada tanggal 25 Agustus, dan kemudian didakwa atas penggunaan Telegram untuk kegiatan ilegal, termasuk perdagangan narkoba, penipuan terorganisasi, dan distribusi pornografi anak.
Jika terbukti bersalah atas semua tuduhan, terutama berdasarkan interpretasi hukum yang paling ketat, Durov dapat menghadapi hukuman hingga 20 tahun penjara karena hukuman gabungan tersebut.
Namun, hukumannya bisa lebih ringan tergantung pada faktor hukum, seperti pembebasan dari beberapa tuduhan, kemungkinan kesepakatan pembelaan, atau kebijaksanaan hakim dalam menjatuhkan hukuman.
Saat ini, Durov dibebaskan dengan jaminan €5 juta dan tidak dapat meninggalkan Prancis hingga setidaknya Maret 2025. Ia juga harus melapor ke polisi secara berkala, yang menunjukkan bahwa meskipun tidak dipenjara, kebebasannya sangat dibatasi karena ia menunggu proses hukum lebih lanjut.