
Chernobyl AI? Risiko AGI & Kontroversi Studio Ghibli yang Mengejutkan!
Sebuah peristiwa sebesar Chernobyl mungkin diperlukan untuk menyadarkan manusia akan risiko AGI, robot humanoid diuji di rumah, dan call center India mendapatkan aksen Amerika berkat AI.
Kisah Sedih di Balik Meme Studio Ghibli
Media sosial dipenuhi dengan meme bergaya Studio Ghibli yang dibuat menggunakan generator gambar GPT-4o dari OpenAI. Meme-meme ini menggambarkan berbagai adegan, termasuk breakdancer Australia Raygun, Ben Affleck yang tampak murung, serta versi gangster dari Vitalik Buterin.
Namun, di balik tren ini ada cerita yang lebih gelap.
Rekaman dari tahun 2016 yang kembali muncul menunjukkan reaksi pendiri Studio Ghibli, Hayao Miyazaki, terhadap demo awal teknologi AI dalam pembuatan gambar. Dia mengatakan dirinya “sangat jijik” dengan teknologi tersebut dan tidak akan pernah menggunakannya dalam karyanya.
Miyazaki menambahkan bahwa “mesin yang menggambar seperti manusia” adalah “penghinaan terhadap kehidupan.” Studio Ghibli dikenal dengan dedikasinya dalam menggambar setiap frame secara manual, dengan hingga 70.000 gambar dalam satu film, dicat dengan cat air. Sebuah adegan empat detik dalam The Wind Rises bahkan membutuhkan 15 bulan untuk diselesaikan oleh satu animator.
Kini, dengan AI mampu membuat gambar dalam hitungan detik, hampir mustahil ada yang akan membiayai animator untuk menghabiskan waktu berbulan-bulan menggambar satu adegan. Tanpa kreativitas baru dari manusia, AI hanya akan bisa mendaur ulang karya lama, setidaknya sampai AGI hadir.
Manusia Perlu "modest death event" untuk Memahami Risiko AGI
Mantan CEO Google, Eric Schmidt, percaya bahwa satu-satunya cara agar manusia memahami risiko eksistensial dari kecerdasan buatan (AI/AGI) adalah melalui “peristiwa kematian sedang.”
“Dalam industri ini, ada kekhawatiran bahwa orang tidak memahami hal ini, dan kita mungkin perlu mengalami—saya tidak tahu bagaimana mengatakannya dengan cara yang tidak kejam—suatu peristiwa kematian sedang. Sesuatu yang setara dengan Chernobyl, yang akan sangat menakuti semua orang sehingga mereka mulai memahami bahaya ini,” kata Schmidt dalam acara PARC Forum.
Schmidt membandingkan risiko AI dengan ancaman nuklir, di mana bom atom di Hiroshima dan Nagasaki membuktikan bahayanya dan mendorong kebijakan Mutually Assured Destruction (MAD).
“Jadi kita harus melalui proses serupa, dan saya lebih suka melakukannya sebelum peristiwa besar dengan dampak mengerikan terjadi.”
AI Mengubah Aksen Call Center India
Seorang jurnalis Cointelegraph menerima panggilan dari seorang wanita India di call center yang berusaha mengonfirmasi referensi seorang mantan wartawan. Namun, sang operator kesulitan memahami aksen Australia jurnalis tersebut, hingga harus mengeja kata-kata seperti “Cointelegraph” dan “Andrew.”
Masalah seperti ini bisa segera teratasi dengan teknologi baru dari Krisp, layanan transkripsi AI yang baru saja meluncurkan fitur AI Accent Conversion dalam versi Beta.
Fitur ini memungkinkan seseorang dengan aksen berat untuk berbicara dalam bahasa Inggris dengan aksen yang lebih netral saat melakukan panggilan Zoom atau Google Meet, dengan latensi hanya 200ms. Fitur ini mempertahankan emosi, nada, dan pola bicara alami pengguna.
Versi pertama menargetkan aksen India dan akan segera diperluas ke aksen Filipina, Amerika Selatan, dan negara lain yang sering digunakan sebagai basis call center.
Menurut Krisp, pengujian awal menunjukkan bahwa tingkat konversi penjualan meningkat 26,1% dan pendapatan per transaksi naik 14,8% setelah menggunakan sistem ini.
Bill Gates: Manusia Tidak Diperlukan pada 2035
Bill Gates baru-baru ini mengatakan bahwa manusia “tidak akan dibutuhkan untuk sebagian besar pekerjaan” dalam waktu sepuluh tahun.
Dalam wawancara dengan Jimmy Fallon pada Februari lalu, Gates menyatakan bahwa keahlian dalam bidang seperti kedokteran dan pengajaran saat ini masih langka, tetapi “dengan AI, dalam dekade berikutnya, itu akan menjadi gratis dan umum—saran medis terbaik, tutor terbaik.”
Meskipun ini kabar buruk bagi dokter dan guru, Gates juga memprediksi bahwa AI akan menghasilkan “terobosan dalam pengobatan penyakit mematikan, solusi inovatif untuk perubahan iklim, dan pendidikan berkualitas tinggi untuk semua orang.”
Jadi, meskipun banyak orang mungkin kehilangan pekerjaan, setidaknya mereka akan tetap sehat dalam lingkungan yang lebih sejuk.