
Consensus Hong Kong: Bagaimana Menempatkan Sorotan Global Crypto di Pusat Keuangan Asia
Hong Kong menjadi tuan rumah Consensus, konferensi cryptocurrency dan blockchain terbesar dan tertua di dunia, yang mulai digelar pada 18 Februari di Hong Kong Convention and Exhibition Centre.
Acara ini menjadi langkah penting bagi Hong Kong dalam upayanya untuk kembali menegaskan diri sebagai pusat global aset digital. Selama tiga hari, lebih dari 270 pembicara dan ribuan peserta dari 90 negara akan berkumpul, menyoroti semakin besarnya peran Asia dalam industri crypto dan blockchain.
Konferensi ini menghadirkan berbagai tokoh industri dan regulator terkemuka. Menteri Keuangan Hong Kong, Paul Chan, akan membuka acara, diikuti oleh diskusi panel bersama pionir Bitcoin seperti Adam Back dan Samson Mow. Dari sisi regulasi, Julia Leung, kepala Securities and Futures Commission, akan memaparkan rencana Hong Kong dalam mengatur stablecoin di bawah pengawasan Hong Kong Monetary Authority.
Nama-nama besar dalam industri crypto juga akan turut serta, termasuk Yat Siu dari Animoca Brands dan CEO Binance, Richard Teng, yang akan membahas inovasi blockchain, hak kepemilikan digital, serta meningkatnya keterlibatan investor institusional. Muneeb Ali, CEO Stacks, akan berbicara mengenai perkembangan Bitcoin Layer 2, sementara Presiden Crypto.com, Eric Anziani, akan mengungkapkan rencana ekspansi global perusahaannya.
Selain sesi diskusi, Consensus Hong Kong juga akan menjadi ajang networking bagi pelaku industri. Acara ini mencakup EasyA Hackathon serta CoinDesk Hong Kong Pitchfest, di mana startup Web3 tahap awal akan bersaing untuk mendapatkan pendanaan. Sebagai penutup, ada Crypto Fight Night, sebuah pertarungan tinju yang menampilkan influencer terkenal di dunia crypto.
Pemilihan Hong Kong sebagai lokasi Consensus menunjukkan posisi strategis kota ini sebagai jembatan antara keuangan tradisional dan ekosistem Web3 yang berkembang pesat. Sementara itu, Michael Lau, ketua Consensus Hong Kong sekaligus kepala pengembangan bisnis di Bullish, menegaskan bahwa Hong Kong memiliki keunggulan tersendiri yang menjadi pertimbangan untuk jadi tuan rumah.
"Hong Kong memiliki keunggulan di pasar modal, yang menjadikannya tempat yang ideal bagi acara seperti Consensus, yang bertujuan menghubungkan keuangan tradisional dengan teknologi blockchain," katanya.
Konferensi ini juga digelar di tengah upaya Hong Kong untuk kembali menjadi pusat aset virtual setelah beberapa tahun mengalami ketidakpastian regulasi. Meskipun bersaing ketat dengan Singapura, para pejabat dan penyelenggara yakin bahwa likuiditas dan pasar IPO Hong Kong tetap yang terbaik di dunia.
"Segala sesuatu yang berkaitan dengan pasar modal menjadikan Hong Kong pilihan yang paling masuk akal," kata King Leung, kepala layanan keuangan global di InvestHK.
Adopsi crypto di Asia sendiri terus meningkat dengan cepat. Menurut survei CoinDesk, 22% populasi di kawasan ini telah terlibat dalam aset digital, angka yang tiga kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata global. Fakta ini semakin menegaskan bahwa Asia akan terus memainkan peran besar dalam masa depan cryptocurrency.