CryptoQuant: 5 Tanda Harga Bitcoin akan Segera Anjlok
Sejak 6 November, Bitcoin telah mencapai level tertinggi baru berkali-kali, dan terakhir terjadi hari ini, ketika coin tersebut menyentuh harga $94.040. Meskipun trader sedang mengantisipasi target $100K, platform analisis data blockchain, CryptoQuant, telah merilis laporan yang mengindikasikan adanya tanda-tanda penurunan harga Bitcoin yang signifikan dalam waktu dekat.
Melalui analisis mendalam terhadap metrik on-chain dan data pasar, CryptoQuant mengidentifikasi lima indikator utama yang menjadi sinyal potensi kejatuhan harga BTC.
CryptoQuant membagikan indikator tersebut melalui postingan X tanggal 20 November, hanya beberapa saat setelah BTC mencapai puncak tertingginya. Apa saja? Mari kita lihat!
Rasio MVRV
Sinyal pertama adalah rasio Market Value to Realized Value (MVRV) yang mengevaluasi apakah Bitcoin sedang overvalued atau undervalued.
CryptoQuant menyatakan bahwa jika rasio MVRV mencapai angka 3.7 atau lebih, itu biasanya menandakan Bitcoin telah mencapai valuasi puncaknya untuk sementara waktu. Berdasarkan data dari CoinGlass, rasio saat ini berada di angka 2.67, yang meski belum mengkhawatirkan, menunjukkan pergerakan ke arah level kritis.
Sebagai referensi, rasio MVRV Bitcoin pernah mencapai angka setinggi 7 pada Februari 2021, tepat sebelum Bitcoin mencapai kisaran harga $60.000. Setelahnya, pasar mengalami koreksi signifikan.
Indeks Fear & Greed
Indikator berikutnya yang perlu diperhatikan adalah Crypto Fear & Greed Index, alat ukur sentimen pasar yang menggambarkan tingkat ketakutan atau keserakahan di kalangan investor.
CryptoQuant menjelaskan bahwa ketika indeks mencapai angka 80 dari total skor 100, terutama jika dikombinasikan dengan indikator lain, itu sering menjadi sinyal bahwa Bitcoin mendekati puncak lokal.
Sejak 12 November, indeks ini telah berada di atas angka 80, bahkan mencapai skor setinggi 90 pada 17 November dan 19 November, tingkat tertinggi sejak Februari 2021.
Aliran Dana Baru yang Mulai Stabil
Sinyal ketiga yang perlu diperhatikan adalah aliran dana baru ke pasar cryptocurrency. Dalam dunia kripto, harga cenderung melambat dan akhirnya terkoreksi jika tidak ada aliran dana baru yang signifikan.
Menurut CryptoQuant, grafik Realized Cap Growth adalah alat yang ideal untuk memantau berapa banyak uang baru yang masuk ke pasar. Data terbaru menunjukkan bahwa aliran dana baru masih tergolong tinggi, yang menandakan bahwa Bitcoin saat ini masih berada dalam fase bullish.
Meski aliran dana baru masih kuat, tanda-tanda perlambatan harus dipantau dengan hati-hati. Jika pertumbuhan mulai berkurang, itu bisa menjadi sinyal bahwa fase bullish Bitcoin mendekati akhir, membuka kemungkinan koreksi.
Indikator Coin Days Destroyed
Indikator berikutnya yang menjadi perhatian adalah Coin Days Destroyed (CDD), alat yang digunakan untuk mengukur aktivitas penjualan oleh pemegang Bitcoin jangka panjang. Indikator ini menyoroti pergerakan Bitcoin yang telah lama tidak aktif dan kini mulai berpindah tangan, sering kali menunjukkan potensi tekanan jual di pasar.
Menurut CryptoQuant, jika indikator CDD melonjak ke atas 15-20 juta, itu biasanya menjadi sinyal bearish jangka pendek bagi harga Bitcoin. Saat ini, indikator menunjukkan skor 15.1 juta, berada di batas awal yang dapat mengindikasikan tekanan jual meningkat.
Inter-Exchange Flow Pulse
Indikator terakhir yang dipantau adalah Inter-Exchange Flow Pulse (IFP), yang mengukur pergerakan Bitcoin antara bursa, khususnya bursa derivatif. Indikator ini membantu memahami bagaimana trader menggunakan Bitcoin mereka, apakah untuk perdagangan aktif atau hanya untuk penyimpanan.
Menurut CryptoQuant, struktur IFP saat ini masih menunjukkan pola bullish. Trader aktif memindahkan Bitcoin ke bursa derivatif untuk digunakan sebagai jaminan (collateral), yang menandakan keyakinan terhadap potensi reli lebih lanjut.
Saat ini, angka IFP berada di sekitar 730.000, dengan tren yang terus meningkat. Sebagai perbandingan, selama bull run sebelumnya, angka ini pernah mencapai 1 juta, menunjukkan aktivitas pasar yang sangat kuat. Sebaliknya, selama bear market pada akhir 2023, IFP turun hingga 200.000, mencerminkan aktivitas pasar yang sangat lesu.