
Ethereum Kian Tertekan, tetapi Pembaruan Pectra Bisa Jadi Titik Balik
Ethereum tengah menghadapi tekanan besar, namun sejumlah inisiatif baru berpotensi membantu aset kripto terbesar kedua ini kembali bangkit.
Menurut Kepala Riset Aset Digital VanEck, Matthew Sigel, dan Analis Senior Patrick Bush, Ethereum mengalami kesulitan dalam siklus kripto saat ini, baik dari segi penggunaan maupun valuasi aset.
“Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh melemahnya faktor-faktor inti yang sebelumnya membuat Ethereum berharga,” tulis mereka dalam catatan kepada investor pada Rabu (6/3).
Sementara pesaingnya seperti XRP dan Solana mengalami lonjakan selama setahun terakhir, Ethereum justru tertinggal.
Kehilangan Dominasi Pasar
Ethereum tidak lagi menjadi pusat utama perdagangan aset kripto on-chain, menurut VanEck. Beberapa langkah strategis yang kurang tepat telah menyebabkan posisi Ethereum melemah.
Strategi Ethereum untuk meningkatkan skalabilitas dilakukan dengan mendorong pengguna beralih dari jaringan utama (mainnet) ke blockchain layer 2 seperti Arbitrum dan Base, yang menawarkan transaksi lebih cepat dan biaya lebih rendah. Namun, ini justru menyebabkan fragmentasi pengguna dan likuiditas.
Di sisi lain, Solana berhasil merebut pangsa pasar Ethereum dengan menawarkan ekosistem yang lebih sederhana. Pengguna tampaknya lebih memilih jaringan tunggal di mana mereka dapat memperdagangkan memecoin dengan mudah. VanEck memperkirakan 80% pendapatan Solana berasal dari perdagangan memecoin, yang menjadi daya tarik besar karena kecepatan transaksi yang lebih tinggi tanpa fragmentasi.
Akibatnya, penggunaan Ethereum mengalami penurunan drastis. Dampaknya, Ethereum kehilangan statusnya sebagai aset deflasi, yang sebelumnya menjadi nilai jual utama sejak beralih ke mekanisme proof-of-stake pada 2022.
Ethereum burn (menghapus) sebagian token dalam setiap transaksi di jaringannya, tetapi dengan penurunan aktivitas, jumlah token yang dibakar juga berkurang, sehingga pasokan meningkat.
VanEck mencatat bahwa pendapatan Ethereum turun hingga 93% dalam setahun terakhir. Pangsa pendapatannya dari keseluruhan industri blockchain juga anjlok dari 55% pada Februari 2024 menjadi 24% pada Februari 2025.
Selain itu, Ethereum Foundation, organisasi nirlaba yang mendukung pengembangan jaringan, juga mendapat kritik karena dinilai lebih beroperasi sebagai komunitas kooperatif daripada sebagai perusahaan bernilai ratusan miliar dolar.
Harapan pada Pembaruan Pectra
VanEck menyoroti pembaruan Pectra, yang dijadwalkan rilis pada Maret, sebagai peluang untuk membalikkan keadaan bagi Ethereum.
Pembaruan ini bertujuan meningkatkan efisiensi jaringan dengan beberapa fitur baru, termasuk mekanisme pemulihan dompet dan account abstraction. Pectra juga akan meningkatkan efisiensi validator Ethereum, yang bertugas memverifikasi dan mengamankan transaksi di blockchain.
Salah satu perubahan terbesar dalam pembaruan ini adalah peningkatan jumlah blob yang dapat ditangani oleh Ethereum. Blob adalah kumpulan data transaksi yang dikirimkan oleh blockchain layer 2 ke Ethereum. Dengan menggandakan kapasitas blob, biaya transaksi di jaringan Ethereum diperkirakan akan turun secara signifikan.
Selain itu, Ethereum Foundation memperkenalkan konsep baru bernama intents, yang bertujuan mengurangi kebutuhan pengguna untuk menjembatani (bridging) aset mereka antar jaringan layer 2.
Alih-alih mengajukan transaksi langsung, pengguna cukup mengajukan hasil yang diinginkan (intent), lalu sekumpulan solver akan bersaing untuk memberikan hasil tersebut dengan cara paling efisien.
“Inovasi ini bisa menghilangkan ketergantungan pada bridges, mengurangi risiko keamanan, serta mempercepat transaksi,” tulis para analis VanEck.
Selama ini, jembatan aset digital telah menjadi celah keamanan utama di dunia kripto, dengan miliaran dolar hilang akibat peretasan. Salah satu kasus terbesar terjadi pada Ronin Bridge pada 2022, ketika peretas yang diduga berasal dari Korea Utara mencuri $624 juta.
Justin Drake, peneliti di Ethereum Foundation, menegaskan bahwa mereka kini dalam “mode perang” untuk mempercepat pengembangan dan eksekusi inovasi.
“Kami sedang mengubah strategi dan bergerak jauh lebih cepat,” ujar Drake pada Januari lalu.