
Google Kucurkan Dana $20 Juta untuk Mendukung Pengembangan AI
Kecerdasan buatan (AI) telah menjadi salah satu terobosan terbesar dalam teknologi modern, membawa banyak potensi untuk mengubah cara kita hidup dan bekerja. Namun, seperti kekuatan besar lainnya, AI juga memiliki sisi gelapnya. Kelemahan dan risiko AI menjadi semakin jelas seiring perkembangan teknologi ini, sehingga pengembangan AI yang bertanggung jawab harus menjadi prioritas.
Itulah tujuan yang ingin dicapai oleh Google. Awal pekan ini, Google mengumumkan peluncuran Proyek Masa Depan Digital, yang bertujuan untuk menyatukan beragam suara dalam pengembangan AI. Perusahaan ini juga mengumumkan dana sebesar $20 juta untuk mendukung pengembangan AI yang bertanggung jawab.
“Melalui proyek ini, kami akan mendukung para peneliti, mengatur pertemuan, dan mendorong perdebatan mengenai solusi kebijakan publik,” kata Direktur Dampak Produk Google, Brigitte Gosselink dalam sebuah postingan blog.
Gosselink mengatakan bahwa meskipun AI berpotensi membuat hidup lebih mudah, AI juga menimbulkan pertanyaan tentang keadilan, bias, dampak buruk terhadap tenaga kerja, misinformasi, dan keamanan. "Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan kerja sama dari para pemimpin di industri teknologi, akademisi, dan pembuat kebijakan," katanya.
Menurut Gosselink, penerima pertama dana $20 juta termasuk Aspen Institute, Brookings Institution, Carnegie Endowment for International Peace, the Center for a New American Security, the Center for Strategic and International Studies, the Institute for Security and Technology, Leadership Conference Education Fund, MIT Work of the Future, dan R Street Institute and SeedAI.
Beberapa perusahaan teknologi terbesar, termasuk Google, Microsoft, Amazon, dan Meta, telah memasuki perlombaan AI untuk melihat siapa yang dapat mengembangkan alat AI terbaik, tercepat, dan termurah.
Google dan Microsoft sendiri telah menghabiskan miliaran dolar untuk tools AI selama dekade terakhir, termasuk investasi pada OpenAI dan platform Google Bard, Vertex, dan Duet AI.
Tapi, di tengah perlombaan tersebut, beberapa pemimpin teknologi terkemuka termasuk CEO SpaceX Elon Musk, CEO Stability AI Emad Mostaque, dan Co-founder Apple Steve Wozniak telah menandatangani surat terbuka yang menyerukan jeda dalam pengembangan AI.
Selain itu, para pembuat kebijakan dan kelompok pengawas terus memberikan peringatan tentang potensi bahaya dan penyalahgunaan teknologi AI generatif, termasuk Sekretaris Jenderal PBB, Center for Countering Digital Hate, dan Information Commissioner’s Office (ICO) yang berbasis di Inggris. Bahkan Vatikan di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus telah berbicara tentang teknologi yang sedang berkembang ini.
Namun Google yakin bisa menemukan solusi dari kekhawatiran yang sedang berkembang. “Menciptakan AI yang benar akan membutuhkan lebih dari satu perusahaan saja,” kata Gosselink.
“Kami berharap Proyek Masa Depan Digital dan dana ini akan mendukung banyak pihak di kalangan akademisi dan masyarakat sipil untuk memajukan penelitian independen mengenai AI yang membantu teknologi transformasional ini bermanfaat bagi semua orang.”