Guncangan Akibat Tarif Massal AS Pernah Terjadi Dua Kali Sebelumnya, Ini Dampaknya
Kebijakan tarif massal yang diumumkan mantan Presiden AS Donald Trump terus menimbulkan gejolak di pasar global, termasuk pasar kripto. Langkah ini memicu kekhawatiran luas akan dampak jangka panjang terhadap ekonomi global, seiring dengan meningkatnya risiko resesi yang diprediksi oleh para analis pasar.
Pengamat pasar Stacy mengungkapkan melalui unggahan di platform X bahwa kebijakan tarif besar-besaran seperti ini pernah terjadi dua kali sebelumnya dalam sejarah Amerika Serikat, yakni pada tahun 1828 dan 1930. Keduanya berujung pada depresi ekonomi yang meluas, yang merupakan periode kemerosotan ekonomi global yang besar.
Para pakar pasar telah meramalkan bahwa tarif massal Donald Trump dapat berdampak besar pada pasar, dimulai dengan ekonomi AS . Goldman Sachs telah menaikkan peluang mereka terhadap resesi menjadi 35%. Sementara itu, prediksi di Polymarket menunjukkan ada peluang besar terjadinya resesi tahun ini, suatu perkembangan yang bersifat pesimis bagi pasar kripto.
Seiring dengan pengumuman tarif massal tersebut, Bitcoin anjlok dari posisi tertinggi US$88.000 menjadi sekitar US$81.000. Altcoin pun mengalami tekanan tajam dan memasuki wilayah pasar bearish. Tak hanya pasar kripto, bursa saham AS juga mencatat kerugian besar. Kapitalisasi pasar saham kehilangan sekitar US$2,85 triliun dalam satu hari, yang merupakan catatan terburuk dalam empat tahun terakhir.
Kinerja pasar saham ini menjadi sorotan penting, mengingat Bitcoin memiliki korelasi positif yang kuat dengan pergerakan indeks saham. Jika tren penurunan ini berlanjut, harga Bitcoin diperkirakan bisa merosot lebih dalam, memperkuat sinyal bahwa gejolak ekonomi bisa kembali terjadi seperti di masa lalu.
Analis kripto Mikybull Crypto memperkirakan bahwa Federal Reserve (The Fed) kemungkinan akan turun tangan dalam merespons dampak tarif Trump. Menurutnya, The Fed bisa saja memangkas suku bunga dan menerapkan bentuk pelonggaran kuantitatif (QE) secara diam-diam guna mengurangi tekanan di pasar keuangan dan menstabilkan ekonomi.
Sebelumnya, Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa kebijakan tarif dapat memicu lonjakan inflasi. Namun, dengan meningkatnya risiko resesi dibandingkan ancaman inflasi, langkah pelonggaran moneter kini dipandang lebih mungkin terjadi.
Donald Trump sendiri telah beberapa kali mendesak The Fed untuk menurunkan suku bunga. Beberapa pengamat bahkan menilai bahwa kebijakan tarifnya merupakan salah satu cara untuk menekan bank sentral agar segera mengambil langkah tersebut.
Pemangkasan suku bunga dinilai positif bagi pasar kripto, karena dapat meningkatkan likuiditas dan memicu gelombang pembelian baru terhadap aset digital. Berdasarkan data CoinMarketCap, harga Bitcoin saat ini berada di kisaran US$82.600, turun lebih dari 1% dalam 24 jam terakhir.