
Bitcoin Masih Tertekan, Analis Perkirakan Fase Koreksi Berlanjut 57 Hari Lagi
Bitcoin tengah berada dalam tekanan jual yang signifikan, setelah gagal menembus kembali level psikologis $90.000. Sementara itu, para pelaku pasar juga memperhatikan zona support kuat di kisaran US$81.000 yang terus diuji oleh tekanan jual. Situasi ini menempatkan harga Bitcoin dalam rentang sempit di tengah ketidakpastian ekonomi global dan gejolak geopolitik yang kian memperparah sentimen investor.
Pengumuman terbaru Presiden AS Donald Trump terkait kebijakan tarif baru saat peringatan Hari Pembebasan turut memperkeruh pasar. Kebijakan tersebut memicu peningkatan volatilitas di berbagai aset berisiko, termasuk Bitcoin, yang dikenal sangat sensitif terhadap risiko makroekonomi.
Meski kondisi pasar tampak rapuh, sejumlah analis menilai fase koreksi saat ini masih berada dalam pola yang lazim terjadi pada siklus bull market. Analis terkemuka Axel Adler menggunakan model Bitcoin Realized Price by Inter-Cycle Cohort Age untuk menganalisis kondisi saat ini. Model ini mengidentifikasi fase koreksi melalui kemunculan Dead Cross, yaitu saat harga realisasi investor jangka pendek jatuh di bawah investor jangka panjang.
Menurut Adler, Dead Cross saat ini telah berlangsung selama 28 hari. Berdasarkan data historis, fase serupa rata-rata bertahan selama 85 hari. Jika pola ini kembali terulang, maka pasar masih berpotensi berada dalam fase koreksi selama sekitar 57 hari ke depan sebelum berakhir.
Namun, Adler menegaskan bahwa kondisi saat ini belum masuk ke dalam kategori bear market secara teknikal. Hal itu hanya akan terjadi jika harga Bitcoin jatuh di bawah rata-rata pergerakan 365 hari — level yang sejauh ini masih bertahan. Dengan demikian, koreksi ini masih dianggap sebagai bagian dari siklus naik (bull cycle) yang lebih besar.
Hingga saat ini, Bitcoin diperdagangkan di kisaran $83.000, setelah gagal menembus rata-rata pergerakan (MA) 200 pada grafik 4 jam di sekitar $84.800. Penolakan berulang di level teknikal tersebut menunjukkan lemahnya momentum beli dan dominasi sentimen bearish dalam jangka pendek.
Sementara itu, zona support di $81.000, yang sebelumnya terbukti mampu menahan tekanan jual, kini mulai tampak rapuh. Jika level ini jebol, pasar berisiko mengalami koreksi lebih dalam menuju kisaran $70.000-an. Dengan ketidakpastian ekonomi yang masih tinggi dan tekanan dari kebijakan tarif terbaru, arah pergerakan Bitcoin ke depan tetap sulit diprediksi.
Namun demikian, masih ada peluang bagi pembeli. Jika harga mampu menembus resistance di $88.000 secara meyakinkan, itu bisa menjadi sinyal awal pemulihan. Breakout tersebut dinilai dapat mengubah arah sentimen pasar dan membuka peluang bagi fase kenaikan baru.
Untuk saat ini, Bitcoin masih berada dalam kondisi terjepit antara support yang melemah dan resistance yang kuat. Hari-hari mendatang diperkirakan akan menjadi momen krusial saat pelaku pasar menanti tanda-tanda stabilisasi atau perubahan arah tren harga kripto terbesar dunia ini.