Ingin Investasi Kripto? Pilih Pasar-Pasar yang Sedang Naik Daun
Investasi dalam cryptocurrency seharusnya lebih fokus pada pasar negara berkembang, di mana adopsi teknologi ini paling kuat. Meskipun Web3 sering dianggap sebagai arena spekulatif, teknologi blockchain dan kripto sebenarnya memberikan manfaat nyata bagi kemanusiaan, terutama di pasar negara berkembang. Teknologi ini membantu mereka yang kurang terlayani dan tidak memiliki akses perbankan, serta mengatasi kekurangan dalam institusi keuangan tradisional.
Dominasi Pasar Negara Berkembang dalam Peringkat Adopsi
Menurut Indeks Adopsi Kripto Global 2024 oleh Chainalysis, negara-negara berkembang mendominasi peringkat adopsi, dengan negara seperti India, Indonesia, dan Nigeria berada di posisi teratas. Di wilayah Sub-Sahara Afrika, tingkat adopsi Bitcoin (BTC) adalah yang tertinggi di dunia, dengan Nigeria menempati peringkat kedua secara global. Pada pertengahan 2023, Sub-Sahara Afrika menyumbang 2,3% dari volume transaksi cryptocurrency global, menerima sekitar $117,1 miliar dalam nilai on-chain.
Fungsi Kripto yang Berkembang
Di pasar negara berkembang, kripto digunakan secara fungsional, bukan hanya sebagai aset spekulatif. Pengusaha lokal dengan pemahaman mendalam tentang masalah setempat mendorong perubahan signifikan melalui inovasi teknologi yang sesuai. Inisiatif seperti program percontohan CARE di Kenya dan Ekuador, yang mendistribusikan voucher berbasis kripto kepada kelompok rentan, menunjukkan bagaimana kripto dapat menyediakan akses ke barang dan jasa penting serta mendorong pemulihan ekonomi dari pandemi COVID-19. Selain itu, token non-fungible (NFT) telah menjadi sarana penggalangan dana lintas batas yang diterima.
Pendanaan untuk Adopsi
Meskipun aliran modal ke proyek kripto di pasar negara berkembang meningkat, jumlahnya masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan pendanaan yang tersedia untuk proyek di negara maju. Pada tahun 2023, negara maju, khususnya Amerika Serikat, memimpin dengan investasi sekitar $1,975 miliar hanya pada kuartal ketiga, dengan perusahaan yang berbasis di AS menyumbang 34,5% dari semua pendanaan modal ventura kripto. Sebaliknya, pasar negara berkembang kesulitan mendapatkan pendanaan yang sebanding; misalnya, total investasi modal ventura di Afrika sekitar $1 miliar untuk seluruh tahun, menunjukkan tantangan yang dihadapi proyek di wilayah ini.
Pengakuan terhadap potensi di pasar negara berkembang semakin meningkat. Investasi kripto seharusnya kini memperhatikan di mana adopsi massal terjadi, karena di pasar ini, kripto berfungsi sebagai alat yang praktis, bukan sekadar aset spekulatif.