Tether, penerbit stablecoin USDT kembali membeli Bitcoin senilai $627 juta pada kuartal pertama tahun 2024, sehingga total kepemilikannya kini menjadi sekitar 75.354 BTC, yang dibeli dengan harga rata-rata $30.305. Aset ini bernilai lebih dari $5,2 miliar, berdasarkan harga Bitcoin saat penulisan artikel ini.

Ini menandai pertama kalinya kepemilikan bitcoin Tether melampaui angka $5 miliar, bertepatan dengan harga Bitcoin yang mencapai titik tertinggi sepanjang masa (ATH) baru.

Menurut data CoinStats, Tether telah mengalami keuntungan lebih dari 128%, dengan laba yang belum terealisasi sebesar $2.94 miliar.

Dengan jumlah 75.354 BTC yang dimilikinya, Tether kini menjadi pemegang Bitcoin terbesar ketujuh di dunia, naik dari peringkat 11 pada awal tahun ini.

Kepemilikan Bitcoin Tether

Tether pertama kali mengungkapkan kepemilikan bitcoinnya pada Mei 2023 sebagai bagian dari laporan pengesahan kuartal pertama untuk tahun itu. Pada saat itu, perusahaan tersebut mengatakan akan membeli bitcoin hingga 15% dari keuntungannya setiap kuartal karena perusahaan tersebut mengalihkan cadangan stablecoinnya ke kripto dan menjauh dari obligasi pemerintah AS.

Selain berinvestasi pada bitcoin, Tether juga aktif di bidang penambangan bitcoin dan produksi energi. Baru-baru ini, perusahaan ini juga memasuki bidang AI, dengan mengatakan bahwa pihaknya bertujuan untuk "mempelopori pengembangan model AI multimodal sumber terbuka untuk menetapkan standar industri baru, mendorong inovasi dan aksesibilitas dalam teknologi AI."

Bisnis utama Tether adalah menjalankan stablecoin USDT, yang membantunya menghasilkan kelebihan cadangan senilai $5,4 miliar pada 31 Desember 2023, menurut laporan pengesahan kuartal keempat terbaru perusahaan yang diterbitkan awal tahun ini. Tether tetap menjadi penerbit stablecoin terbesar, dengan total pasokan USDT mencapai lebih dari 109 miliar.

USDT Tether mencapai rekor kapitalisasi pasar $100 miliar pada tanggal 4 Maret, membukukan pertumbuhan sebesar 9% sepanjang tahun ini.