Kesulitan Menambang Bitcoin Capai Rekor Tertinggi, Diprediksi Turun pada Agustus
Kesulitan menambang Bitcoin (BTC) mencapai all-time high (ATH) sebesar 127,6 triliun pada minggu ini. Namun, berdasarkan proyeksi dari CoinWarz, tingkat kesulitan mining ini diperkirakan akan turun sekitar 3% menjadi 123,7 triliun pada penyesuaian berikutnya yang dijadwalkan terjadi pada 9 Agustus 2025.
Saat ini, rata-rata waktu produksi blok Bitcoin berada di kisaran 10 menit 20 detik, yang sedikit lebih lambat dari target protokol 10 menit.
Tren Kesulitan Mining dan Hashrate Bitcoin
Data dari CryptoQuant menunjukkan bahwa tingkat kesulitan sempat menurun pada bulan Juni, terutama di akhir bulan dan dua minggu pertama Juli, ketika kesulitan anjlok hingga 116,9 triliun. Namun, sejak pertengahan Juli, tren naik jangka panjang kembali berlanjut.
Kesulitan mining dan total hashrate jaringan — yaitu kekuatan komputasi yang digunakan untuk mengamankan jaringan — merupakan faktor kunci dalam profitabilitas penambang serta menjaga rasio stock-to-flow Bitcoin, yang melindungi harga BTC dari risiko overproduksi.
Pentingnya Penyesuaian Kesulitan dan Rasio Stock-to-Flow
Rasio stock-to-flow mengukur total pasokan yang tersedia dari suatu aset terhadap pasokan baru yang dihasilkan. Semakin tinggi rasio ini, semakin tahan aset tersebut terhadap penurunan harga akibat kelebihan pasokan. Sebaliknya, rasio rendah membuat harga lebih rentan turun akibat produksi baru.
Contohnya, emas memiliki rasio stock-to-flow sekitar 60, sementara Bitcoin memiliki rasio sekitar 120 — menjadikannya dua kali lebih langka dibanding emas. Menurut analis terkenal PlanB, inilah yang menjadikan Bitcoin sebagai aset digital dengan kelangkaan tertinggi.
Bitcoin juga memiliki keunggulan tambahan berupa batas pasokan tetap 21 juta BTC, di mana sekitar 94% sudah ditambang dan beredar. Bandingkan dengan emas yang tidak memiliki batas pasokan tetap dan tingkat inflasi sekitar 2% per tahun.
Penyesuaian Kesulitan: Kunci Stabilisasi Harga BTC
Penyesuaian tingkat kesulitan adalah mekanisme penting dalam menjaga agar produksi blok tetap konsisten dan tidak elastis terhadap peningkatan kekuatan penambangan. Ini membantu mencegah terjadinya overproduksi yang bisa memicu penurunan harga secara drastis.
Jika kekuatan komputasi meningkat, maka tingkat kesulitan akan naik untuk menjaga produksi blok tetap mendekati target 10 menit. Sebaliknya, jika hashrate menurun, kesulitan akan disesuaikan turun agar produksi blok tetap stabil.