Kripto Bantu Negara Berkembang Atasi Batasan Sistem Keuangan Tradisional
Peran Bitcoin dalam keuangan negara kini bukan lagi sekadar teori. Di tengah inflasi, sanksi internasional, dan volatilitas dolar AS, banyak negara mulai meninjau ulang strategi cadangan devisa. Kripto, khususnya Bitcoin dan stablecoin, kini muncul sebagai kelas aset netral dan dapat diprogram dengan utilitas setara standar kedaulatan negara.
Fitur kripto yang bermanfaat bagi pengguna ritel juga dapat diterapkan pada tingkat perusahaan dan institusi. Bisnis yang visioner bisa menambahkannya ke neraca keuangan atau menggunakan BTC dan stablecoin untuk menyelesaikan transaksi B2B. Blockchain tidak membeda-bedakan; teknologi ini sama bermanfaatnya untuk bisnis maupun individu.
Potensi Kripto dalam Ekonomi Nasional
Meski sampel kasusnya masih terbatas — seperti El Salvador, Bhutan, dan beberapa negara lainnya — bukti bahwa kripto bisa membantu ekonomi berkembang semakin kuat.
Pakistan Masuk Panggung
Dengan populasi lebih dari 240 juta dan PDB di atas $1,25 triliun, Pakistan memiliki ekonomi yang cukup matang. Namun, seperti beberapa negara Asia Selatan lainnya, Pakistan menghadapi inflasi CPI tinggi di atas 10%. Kondisi ini memiliki kesamaan dengan El Salvador.
Kini, keduanya mulai disandingkan setelah Pakistan Crypto Council dibentuk untuk membuat Strategic Bitcoin Reserve (SBR). Inisiatif ini bahkan mendapat dukungan tokoh besar seperti Michael Saylor. Langkah berani ini bisa menjadi contoh nyata bagaimana kripto membantu negara berkembang melampaui batasan sistem keuangan tradisional.
Jika diterapkan secara strategis, cadangan kripto nasional bisa mendorong pertumbuhan ekonomi tanpa terikat pada hambatan finansial lama.
Persaingan Global Berebut Bitcoin
Sementara rencana pembentukan SBR di Amerika Serikat masih dalam proses, negara lain mulai mempertimbangkan langkah serupa. Brasil, Jepang, Tiongkok, dan Rusia disebut-sebut sedang mengkaji manfaat memiliki cadangan Bitcoin dalam jumlah signifikan.
Kesamaan negara-negara ini — termasuk Pakistan — adalah mereka bukan pengguna dolar AS sebagai mata uang nasional, dan banyak yang menghadapi inflasi tinggi. Cadangan kripto strategis yang tahan gejolak domestik dapat menjadi dasar pertumbuhan ekonomi jangka panjang, seperti yang sudah dilakukan masyarakat Argentina untuk melindungi tabungan mereka.
Dalam dinamika geopolitik, adopsi kripto oleh negara mirip permainan strategi: first mover berpotensi mendapatkan keuntungan besar seperti opsi perdagangan lebih luas, arbitrase regulasi, dan arus modal masuk. Sedangkan yang terlambat berisiko kehilangan kendali narasi.
Jalur Cepat Menuju Relevansi Finansial
Negara berkembang dengan cadangan BTC dan stablecoin bisa mengatasi keterbatasan sistem keuangan tradisional, terutama dalam perdagangan internasional. Banyak negara menghadapi kontrol mata uang ketat atau sanksi yang membatasi akses ke sistem global seperti SWIFT.
Instrumen berbasis kripto — khususnya stablecoin yang didukung dolar dan Bitcoin — menawarkan jalur perdagangan alternatif bagi pasar yang terkena sanksi atau kekurangan devisa. Selain itu, aset ini dapat menjadi lindung nilai terhadap depresiasi mata uang lokal, sekaligus menarik investasi asing.
Kebijakan pro-kripto juga bisa menjadikan negara berkembang sebagai pusat inovasi blockchain dan destinasi wisata kripto. Contohnya, adopsi Bitcoin sebagai legal tender oleh El Salvador menarik wisatawan dan pelaku bisnis kripto. Pakistan dengan SBR-nya bisa memberi sinyal kepada investor global bahwa mereka siap mengadopsi teknologi finansial inovatif, sehingga memperbesar peluang investasi dan pertumbuhan ekonomi.