
Microsoft dan OpenAI Selidiki Dugaan Pencurian Data oleh Grup Terkait DeepSeek
Microsoft dan OpenAI tengah menyelidiki dugaan pencurian data besar-besaran dari teknologi OpenAI yang diduga dilakukan oleh kelompok yang memiliki keterkaitan dengan startup kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok, DeepSeek.
Menurut laporan Bloomberg pada 29 Januari, peneliti keamanan Microsoft mendeteksi aktivitas ekstraksi data dalam skala besar melalui application programming interface (API) OpenAI pada akhir 2024. Microsoft, yang merupakan investor terbesar OpenAI, melaporkan temuan ini ke perusahaan tersebut, karena aktivitas ini berpotensi melanggar ketentuan layanan OpenAI atau menandakan adanya upaya menghapus batasan akses data.
Pada 20 Januari 2025, DeepSeek meluncurkan model AI terbaru mereka, R-1, yang diklaim memiliki kinerja sebanding dengan ChatGPT namun dengan biaya pembangunan yang jauh lebih rendah. Pengumuman ini menyebabkan penurunan tajam pada saham perusahaan teknologi dan AI di Amerika Serikat,.
David Sacks, pejabat Gedung Putih yang bertanggung jawab atas kebijakan AI dan kripto, mengatakan kepada Fox News pada 28 Januari bahwa terdapat bukti DeepSeek menggunakan output model OpenAI untuk melatih AI mereka sendiri melalui teknik distillation. Teknik ini memungkinkan model AI meniru kemampuan model lain dengan menggunakan outputnya sebagai data pelatihan.
“Ada bukti kuat bahwa DeepSeek mengekstraksi pengetahuan dari model OpenAI, dan saya rasa OpenAI tidak senang dengan hal ini,” ujar Sacks.
Menanggapi kekhawatiran ini, OpenAI menyatakan bahwa mereka menyadari adanya upaya dari perusahaan-perusahaan Tiongkok untuk mendistilasi model AI AS, namun tidak secara khusus menyebut DeepSeek.
"Kami tahu perusahaan-perusahaan berbasis di Republik Rakyat Tiongkok — dan lainnya — terus berusaha mendistilasi model dari perusahaan AI terkemuka di AS," kata juru bicara OpenAI kepada Bloomberg.
Investigasi ini menyoroti meningkatnya ketegangan dalam persaingan teknologi AI antara AS dan Tiongkok, terutama terkait perlindungan data dan inovasi AI.
Sementara itu, CNBC melaporkan bahwa Angkatan Laut AS telah melarang anggotanya menggunakan DeepSeek karena kekhawatiran data sensitif dapat dieksploitasi oleh pemerintah Tiongkok. Dalam email peringatan yang dikirim pada 24 Januari, Angkatan Laut AS menegaskan bahwa model AI tersebut tidak boleh digunakan “dalam bentuk apa pun” karena “potensi risiko keamanan dan etika terkait asal dan penggunaannya.”
Hingga saat ini, baik Microsoft maupun OpenAI masih terus menyelidiki dugaan pencurian data ini dan belum memberikan pernyataan resmi terkait langkah hukum yang akan diambil.