
Sushi Labs Akuisisi Shipyard Software untuk Tingkatkan Performa SushiSwap
Sushi Labs mengumumkan akuisisi Shipyard Software, pengembang perangkat lunak perdagangan kripto, dalam upaya meningkatkan kinerja bursa terdesentralisasi (DEX) SushiSwap. Akuisisi ini diumumkan pada 28 Januari 2025.
Sushi Labs menyatakan bahwa akuisisi ini bertujuan mengatasi tantangan umum yang dihadapi DEX seperti SushiSwap. Tantangan tersebut mencakup mitigasi impermanent loss, optimalisasi penyediaan likuiditas, dan peningkatan efisiensi perdagangan multichain.
Langkah ini diambil seiring upaya SushiSwap untuk memulihkan posisinya setelah mengalami penurunan total value locked atau TVL sejak 2021. Selain itu, SushiSwap menghadapi persaingan ketat dari DEX berbasis Solana dan platform baru seperti Hyperliquid yang mengkhususkan diri dalam perdagangan aset digital.
Shipyard Software dikenal dengan beberapa produk andalannya, termasuk Blade, automated market maker (AMM) yang menggunakan sistem request for quote (RFQ) untuk menghindari impermanent loss, serta Kubo, sistem yang menarik likuiditas ke dalam bursa decentralized perpetual futures (perps). Sushi Labs berencana mengintegrasikan Kubo sebagai produk perps dengan merek Sushi.
Menurut data DefiLlamaSushi, Swap saat ini beroperasi di lebih dari 35 jaringan blockchain dan memiliki TVL sekitar $230 juta. Platform ini pernah menjadi salah satu DEX terpopuler dengan TVL lebih dari $8 miliar pada 2021. Namun, akibat permasalahan internal, eksploitasi keamanan, dan tantangan hukum, penggunaan SushiSwap mengalami penurunan signifikan. Saat ini, SushiSwap menempati peringkat ke-13 dalam daftar DEX berdasarkan TVL, jauh di belakang Uniswap ($5,6 miliar) dan Raydium ($2,7 miliar).
Secara keseluruhan, TVL di sektor keuangan terdesentralisasi (decentralized finance atau DeFi) menunjukkan tren kenaikan. Data dari DefiLlama mencatat bahwa TVL DeFi per 28 Januari 2025 mencapai lebih dari $119 miliar, meningkat lebih dari 100% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh adopsi token liquid restaking (LRT) serta pertumbuhan jaringan layer-2 atau L2) berbasis Bitcoin. Selain itu, kenaikan harga kripto akibat pasar bullish 2024 juga menjadi faktor pendorong utama.
Meskipun mengalami lonjakan signifikan, angka TVL DeFi saat ini masih lebih rendah dibandingkan puncak tertinggi tahun 2021 yang mencapai $170 miliar.