
Nihilisme Kripto Mulai Redup, Saatnya Industri Blockchain Bermimpi Besar Lagi
Setelah bertahun-tahun dibanjiri proyek cepat kaya dan memecoin tanpa nilai nyata, dunia kripto kini mulai keluar dari fase nihilisme finansial. Banyak pihak menyerukan agar industri blockchain kembali ke akar idealismenya: menciptakan sistem keuangan yang inklusif, transparan, dan adil bagi semua orang.
Dari Visi Membebaskan Finansial ke Kasino Spekulasi
Di masa awal, Bitcoin hadir dengan janji besar: membebaskan dunia dari sistem keuangan yang timpang, memberikan akses keuangan bagi yang unbanked, dan bahkan menjadi alat perdamaian global. Namun kini, peta ekosistem berubah drastis.
Alih-alih mendukung perubahan, sebagian komunitas Bitcoin kini justru memuji bank besar dan pemerintah yang membeli Bitcoin dalam jumlah besar. Di sisi lain, dunia memecoin berkembang seperti kasino — tempat mayoritas pengguna hanya jadi korban spekulasi.
Contohnya Pump.fun, platform memecoin yang viral namun 99,6% penggunanya tidak menghasilkan lebih dari $10.000. Ini memperkuat kesan bahwa kripto hanya jadi ladang spekulasi cepat tanpa penciptaan nilai jangka panjang.
Vitalik Buterin: Kecewa Tapi Masih Berharap
Pendiri Ethereum, Vitalik Buterin, menyuarakan keresahannya tentang arah industri saat ini. Ia mempertanyakan kenapa proyek-proyek yang justru merugikan 99% pengguna dianggap sebagai “product-market fit” terbaik di dunia kripto saat ini.
“Apakah saya salah karena berharap ada yang lebih baik dari PvP degen casino yang menyedot uang dari penggunanya?” ungkap Vitalik.
Bagi Vitalik, kripto seharusnya tetap menjadi alat pemberdayaan, bukan sekadar sarana perjudian finansial.
Kembali ke Akar: Idealisme Awal Kripto
Scott Melker (Wolf of All Streets) menyebut bahwa awal kemunculan kripto diwarnai oleh semangat dan visi yang kuat.
“Cypherpunk dan libertarian awal benar-benar percaya bahwa Bitcoin bisa memperbaiki sistem keuangan yang rusak,” ujarnya.
Salah satu pendiri Ethereum, Joe Lubin, menyebutkan bahwa keindahan teknologi kripto terletak pada fleksibilitasnya: mampu menampung berbagai ideologi — mulai dari libertarian, anarkis, aktivis anti-korporat, hingga sosialis.
CTO Bitfinex, Paolo Ardoino, juga menegaskan bahwa idealisme masih hidup, meskipun tertutup oleh dominasi spekulasi pasar.
Demam ICO & Memecoin: Spekulasi Bukan Hal Baru
Fenomena memecoin sebenarnya bukan hal baru. Saat ICO boom pada 2018, banyak proyek muncul hanya bermodalkan whitepaper kosong dan pitch deck, tapi sukses meraup jutaan dolar. Sebagian besar ternyata scam atau gagal total.
“98% dari ICO itu penipuan,” kata Kain Warwick, pendiri Synthetix. Ia menyebut bahwa banyak peluncur ICO hanya mengejar profit jangka pendek tanpa membangun produk yang nyata.
Menurut data dari Satis Group (2018), 81% ICO bernilai lebih dari $50 juta adalah scam, sementara riset lanjutan dari Universitas Vaasa (2022) menyebut angka 56,8%.
Saatnya Bangkit dan Bermimpi Lagi
Industri kripto berada di titik balik. Meski sempat tersesat dalam spekulasi dan nihilisme, masih ada secercah harapan dari para pembangun sejati yang percaya bahwa blockchain bisa membawa perubahan besar.
Idealism is not dead — it's just tertutupi hype sesaat. Dan mungkin, sekarang adalah waktunya untuk menghidupkan kembali impian besar kripto yang dulu memikat dunia.