
Panel Discussion: Blockchain in Indonesia - Communications, Infrastructure & Defence. -Liputan Khusus
Pada sesi kedua, BlockJakarta, mengadakan Panel Diskusi yang menghadirkan stakeholder yang berasal dari sisi Komunikasi, Infrastruktur dan Pertahanan. Dalam panel diskusi ini, Hasko Widiarto, sebagai President Yayasan Indonesian Blockchain Network sebagai moderator untuk membicarakan bagaimana Indonesia akan mempersiapkan teknologi Blockchain untuk diterapkan dalam Industri yang sudah ada saat ini.
Dalam panel ini, dalam undangan adalah:
- Colonel Dr.Ir. Arwin Datumaya Wahyudi Sumari, ST,MT,IPM yang menjabat sebagai Communications & Electronics Services, Indonesian Air Forces HQs
- Muhammad Neil El Himam, sebagai director of ICT Infrastructure, Indonesian Agency for Creatuve Economy (BEKRAF).
- Riki Arif Gunawan, yang menjabat sebagai Head of Sub Directorate Technology, Directorate of Security, Ministry of Communication & Information, namun beliau berhalangan hadir.
Paparan yang di sampaikan oleh Colonel Arwin, bahwa militer di Indonesia saat ini akan menggunakan blockchain sebagai distributed databasenya. Banyak hal yang akan menjadi solusi praktis, terutama saat pengadaan perlengkapan, peralatan dan alutsista. Saat ini, barang yang keluar dan masuk, susah untuk di trace, bahkan terkadang, bagian procourment yang melakukan pengawasan dan pembelian peratan di militer, lebih baik membeli baru dibandingkan memperbaiki, karena sulit untuk melacak jejak dari barang dan juga perusahaan yang bertanggungjawab untuk melakukan perbaikan. Sehingga, dengan solusi database yang berbasis Blockchain akan sangat memberikan kemudahan untuk mentrace data yang masuk dan keluar.
Sementara itu, bapak Muhammad Neil dari Bekraf memberikan sinyal positib untuk perkembangan Blockchain ini. Dari sudut pandang beliau, saat ini fokus dengan industri kreatif, seperti musik, lukisan, design grafis, kuliner, dll. Untuk mendukung Intelektual Property-nya, Blockchain bisa menjadi sebuah solusi yang cocok. Karena Bekraf kesulitan dalam pembagian royalti, karena tidak ada perimeter atau metrik yang bisa mengukur bagaimana sebuah produk tersebut berada di market. Dengan kemampuan Blockchain yang berbasis Distributed Ledger Technology, tentunya ini akan memberikan otomatisasi pemarasaran, penjualan, pembayaran, dan pembelian menjadi lebih mudah baik dari pelaku industri dalam hal ini produsen industri kreatif itu sendiri dan juga pemakai, pemakai, dan pembeli. Disamping itu, dengan adanya Blockchain ini, semakin mudah untuk melakukan tracing dan pengukuran angka-angka yang dibutuhkan baik pertumbuhan dan perkembangan dari industry kreatif itu sendiri.