Partai Javier Milei Menang Pemilu Paruh Waktu 2025, Tapi Dunia Kripto Belum Bisa Berpesta
Partai La Libertad Avanza (LLA) yang dipimpin oleh Presiden Argentina Javier Milei meraih kemenangan besar dalam pemilu paruh waktu 2025. Namun, bagi para pelaku industri kripto, kemenangan ini belum menjadi alasan untuk bersorak gembira.
Milei dikenal luas di dunia kripto karena retorika pro-kripto dan pandangannya yang keras terhadap bank sentral. Ia pernah menyebut bank sentral sebagai penipuan dan Bitcoin (BTC) sebagai reaksi alami terhadap penipuan bank sentral.
Akan ada kebebasan dalam penggunaan mata uang. Jika Anda ingin menggunakan Bitcoin, tidak akan ada masalah, ujar Milei dalam salah satu pernyataannya.
Namun, meskipun retorikanya mendukung kripto, kebijakan konkret Milei terhadap industri kripto masih minim.
Retorika Pro-Kripto yang Mandek di Tingkat Kebijakan
Sebelum menjabat presiden, Milei dikenal sebagai tokoh televisi dan ekonom libertarian. Ia bahkan pernah tampil di Comic-Con Buenos Aires 2019 dengan kostum General Ancap, karakter superhero anarko-kapitalis yang menolak ekonomi Keynesian dan kolektivisme.
Setelah memenangkan pemilu 2023, banyak yang berharap Milei akan mendorong kebijakan pro-kripto, tetapi realitas politik berbicara lain.
Salah satu contoh nyata adalah penghapusan pasal terkait pajak kripto dari Rancangan Undang-Undang Law of Bases and Starting Points for the Freedom of Argentines, yang awalnya bertujuan mendukung investor kripto. Menteri dalam negeri mengatakan pasal tersebut dihapus untuk mempercepat pengesahan undang-undang.
Pada Maret 2025, pemerintah malah memperkenalkan kerangka regulasi untuk penyedia aset virtual (VASP). Regulasi ini mewajibkan perusahaan kripto untuk melaporkan aktivitas mencurigakan dalam rangka pencegahan pencucian uang (AML).
Langkah ini menandai pergeseran dari pendekatan longgar menjadi lebih ketat terhadap sektor kripto di Argentina.
Minim Pemahaman Soal Kripto di Pemerintahan
Menurut analis keuangan dan pengacara pro-Bitcoin, Carlos Maslatn, Milei pernah berdiskusi panjang tentang Bitcoin dengannya pada 20132014, tetapi ia tidak sepenuhnya memahami esensinya.
Sementara itu, Ramiro Marra, anggota pemerintah kota Buenos Aires dan mantan anggota LLA, mengatakan sulit menemukan pejabat pemerintah yang benar-benar memahami kripto.
Hampir semua dari mereka tidak berpengalaman. Saya khawatir jika mereka membahas undang-undang tentang topik ini tanpa pengetahuan yang memadai, hasilnya bisa berisiko bagi industri, ujarnya.
Skandal Libra Memecoin Bayangi Pemerintahan Milei
Pada Februari 2025, Milei terseret dalam skandal memecoin Libra, proyek token yang awalnya diklaim mendukung wirausaha Argentina. Setelah Milei memposting tentang token tersebut di media sosial X, harga Libra melonjak sebelum akhirnya anjlok menimbulkan tuduhan pump and dump.
Kasus ini bahkan menarik perhatian tokoh seperti David Portnoy, pendiri Barstool Sports, dan memicu penyelidikan resmi di parlemen Argentina.
Meski tidak ditemukan bukti keterlibatan langsung Milei, reputasinya sempat goyah.
Milei membantah tuduhan tersebut, dengan mengatakan ia hanya membagikan informasi dan tidak mempromosikan proyek. Ia juga menyebut sebagian besar investor yang rugi adalah investor asal China dan Amerika Serikat.
Kemenangan Politik di Tengah Krisis dan Bantuan AS
Meski diterpa skandal dan kebijakan kontroversial, LLA tetap berhasil menang besar dalam pemilu paruh waktu.
Kemenangan ini terjadi meski popularitas Milei menurun akibat kebijakan penghematan (austerity) yang memicu protes publik dan kekhawatiran pelanggaran HAM.
Menurut Gustavo Cordoba, direktur lembaga survei Zuban Cordoba, sebagian besar warga Argentina memberikan kesempatan kedua kepada Milei karena tidak ingin kembali ke krisis ekonomi.
Kemenangan ini tidak bisa diperdebatkan. Rakyat memberi kesempatan lain agar pemerintahan Milei bisa membuktikan hasilnya, ujar Cordoba.
Faktor lain yang mungkin berpengaruh adalah paket stimulus ekonomi senilai $40 miliar dari Presiden AS Donald Trump, yang disebut-sebut bergantung pada hasil pemilu Argentina.
Politisi oposisi Itai Hagman menilai langkah Trump sebagai bentuk campur tangan asing, tetapi hasil pemilu menunjukkan bahwa mayoritas pemilih tetap mendukung LLA.