Pejabat Perdagangan AS Beli Bitcoin di Tengah Gejolak Tarif Trump
Kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump kembali mengguncang pasar global. Pada Selasa (19/8), pemerintahan Trump mengumumkan perpanjangan penundaan tarif terhadap China, namun di saat yang sama memberlakukan tarif aluminium pada lebih dari 400 produk, mulai dari turbin angin, kereta, sepeda motor, hingga peralatan konstruksi.
Langkah ini menimbulkan ketidakpastian besar. Dewan Perdagangan Luar Negeri Nasional (NFTC) menyebut kebijakan tersebut “menghambat pertumbuhan, mengganggu operasional, serta memunculkan masalah hukum bagi perusahaan.”
Di tengah kondisi ini, sejumlah pejabat pemerintahan justru memperkuat investasi mereka di sektor kripto dan bisnis yang terdampak tarif.
Howard Lutnick dan Cantor Fitzgerald Masuk ke Bitcoin
Laporan dari Securities and Exchange Commission (SEC) mengungkap bahwa Howard Lutnick, Menteri Perdagangan AS, melalui perusahaannya Cantor Fitzgerald, aktif berinvestasi di sektor yang dipengaruhi kebijakan Trump.
Pada 14 Agustus, Cantor Fitzgerald tercatat berinvestasi pada Fidelity Wise Origin Bitcoin Fund (FTBC) serta saham perusahaan besar seperti AMD, Tesla, Alibaba, dan Robinhood.
-
Investasi di FTBC (Bitcoin Fund): $120,7 juta
-
Investasi di Robinhood: $116,8 juta
Menariknya, Lutnick mendapatkan pembebasan khusus (waiver) pada 8 Juli yang memungkinkan dirinya tetap berurusan dengan kebijakan yang bisa langsung memengaruhi kepentingan bisnis keluarganya di Cantor Fitzgerald.
Potensi Konflik Kepentingan dan Investasi Pejabat Trump
Bartlett Naylor, analis kebijakan keuangan dari Public Citizen, menyebut langkah Lutnick sebagai contoh nyata konflik kepentingan:
“Jika Kamus Oxford memperbarui definisi konflik kepentingan, mereka akan menggunakan kasus Cantor Fitzgerald dan Lutnick ini sebagai contoh utama.”
Tak hanya Lutnick, David Sacks, pejabat Gedung Putih yang dijuluki Czar Kripto dan AI, juga pernah menjual aset kripto senilai $200 juta untuk menghindari tuduhan serupa. Namun, ia kemudian juga menerima waiver agar tetap bisa menjalankan tugasnya tanpa dianggap melanggar etika.
Dampak Tarif Trump pada Ekonomi dan Konsumen
Tarif perdagangan yang diberlakukan Trump bukan hanya berdampak pada bisnis besar, tetapi juga konsumen sehari-hari:
-
Harga bahan pangan: Tarif impor membuat harga sayur mayur domestik melonjak hingga 38,9% lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.
-
Konstruksi: Perusahaan seperti Home Depot melaporkan konsumen menunda proyek besar karena lonjakan harga material.
-
Rantai pasok: Biaya bahan baku meningkat, memengaruhi inovasi di sektor manufaktur.
Sebuah laporan Yale University pada 7 Agustus mencatat bahwa tarif 2025 berpotensi meningkatkan harga barang sebesar 1,8%, setara dengan kehilangan pendapatan rata-rata rumah tangga sebesar $2.400 per tahun.