Pencuri Kripto Secara Offline Semakin Marak Terjadi
Ancaman pencurian kripto secara offline semakin merajalela. Detektif Blockchain ZachXBT mengungkapkan bahwa semakin banyak orang-orang yang mengaku kepadanya telah menjadi korban pencurian kripto secara langsung.
Dalam sebuah posting X pada hari Kamis (10/10) ia mengatakan bahwa ia telah menerima pesan dari sejumlah korban pencurian kripto selama beberapa bulan terakhir. Korban umumnya berasal dari di Eropa Barat.
Sebelumnya, dia telah membuat klaim yang sama melalui pesan yang dibagikan melalui saluran Telegramnya pada tanggal 27 September. Dia mengaku mengetahui beberapa individu dalam komunitas kripto yang telah ditodong senjata dan kripto mereka dicuri dalam beberapa bulan terakhir.
Pada saat yang sama, ZachXBT mengklaim telah menemukan bukti bahwa seorang pengguna platform media sosial X kehilangan $4,3 juta dalam bentuk cryptocurrency selama perampokan di sebuah rumah pada Juni 2024. Ia mengatakan bahwa alamat rumah dan informasi pribadi korban dicuri melalui pelanggaran data. Informasi ini kemudian digunakan oleh pencuri untuk melacak dan menargetkan korban secara langsung.
Ia menceritakan bahwa perampok itu menyelidiki korban, lalu berpura-pura mengantarkan paket ke rumahnya, dan memasuki lokasi kejadian dengan dibekali parang.
Mereka kemudian memaksa korban untuk membuka ledger mereka dan mentransfer kripto ke dua alamat wallet. ZachXBT mengatakan kedua alamat tersebut masih tidak aktif.
Lebih lanjut, ZachXBT memperingatkan bahwa kasus seperti itu bisa dijadikan sebagai pelajaran agar berhati-hati. Dia juga memberikan saran agar orang melindungi diri mereka dengan tidak membagikan informasi pribadi atau rincian tentang kepemilikan cryptocurrency, baik kepada teman maupun di media sosial, terutama untuk flexing. Tujuannya adalah untuk menghindari menjadi target kejahatan.
Menurut GitHub, ada 15 insiden perampokan kripto offline yang tercatat di berbagai negara selama setahun terakhir, sekitar 17 insiden di tahun 2023, dan 32 insiden di tahun 2021.