
Perang Israel-Palestina: Dampaknya Terhadap Pasar Keuangan Global dan Crypto
Pemerintah Israel telah mendeklarasikan perang terhadap Hamas, menyusul serangan yang dilancarkan oleh kelompok militan Palestina tersebut pada hari Sabtu (07/10). Deklarasi perang ini memicu operasi militer besar-besaran di Gaza.
Terlepas dari situasi perang, konflik kedua negara ini diyakini akan berimbas pada pasar keuangan global. “Krisis geopolitik di Timur Tengah biasanya menyebabkan harga minyak naik dan harga saham turun,” kata Ed Yardeni, presiden Yardeni Research Inc, dikutip dari Fortune.com.
Selain itu, perang Israel-Palestina juga diyakini akan berdampak pada inflasi. “Risiko nomor satu bagi perekonomian global adalah kemungkinan gelombang inflasi ketiga, ketika gelombang inflasi saat ini sedang mereda," kata George Lagarias, kepala ekonom di Mazars.
"Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dapat mendorong harga energi lebih tinggi, dan melemahkan upaya bank sentral untuk mengendalikan inflasi," tambahnya.
Perang Israel-Palestina dan Pilihan Investasi Safe-heaven
Secara historis, peristiwa geopolitik di Timur Tengah akan membuat para investor untuk berhati-hati dalam berinvestasi, dan cenderung mencari perlindungan pada aset-aset safe-haven, seperti emas dan dolar AS.
“Setiap kali terjadi gejolak internasional, dolar AS menguat," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities, seperti dikutip dari bitcoinist.com.
Cardillo juga mengatakan bahwa situasi ini bisa mendorong investor untuk memasukkan emas ke dalam portofolio investasi mereka, karena aset ini dapat berfungsi sebagai perlindungan yang efektif terhadap ketidakstabilan global.
Imbas Konflik Israel-Palestina Terhadap Crypto
Konflik geopolitik yang sedang berlangsung di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Hamas, mungkin berpotensi memberikan dampak positif terhadap aset kripto.
Alasannya, aset kripto, seperti Bitcoin telah dilihat sebagai investasi safe-haven dan dianggap sebagai “emas digital” karena pasokannya yang terbatas dan sifatnya yang terdesentralisasi. Ini bisa menjadi pilihan investasi alternatif, selain emas dan dolar AS.
Alasan lainnya, konflik tersebut menekankan kegunaan aset kripto dalam memfasilitasi transaksi lintas batas dan menyediakan aksesibilitas keuangan bagi individu yang terkena dampak konflik.