Strategi Perluas Penawaran STRC Dua Kali dalam Dua Minggu untuk Tambah Kepemilikan Bitcoin
Perusahaan treasury Bitcoin, Strategy, kembali memperluas penawaran STRC (Stretch Preferred Stock) untuk kedua kalinya sejak pertama kali diterbitkan pada 22 Juli 2025. Kini, perusahaan tersebut menawarkan hingga $4,2 miliar saham Variable Rate Series A Perpetual STRC, sebagai bagian dari rencana strategis untuk membeli lebih banyak Bitcoin (BTC).
STRC adalah instrumen hibrida dalam bentuk saham preferen tanpa tanggal jatuh tempo, yang membayar dividen dengan tingkat bunga variabel. Saham ini dapat ditebus atau dipanggil kembali oleh perusahaan dalam kondisi tertentu, memberikan fleksibilitas dalam skema pembayaran.
Saat pertama kali diluncurkan, Strategy menetapkan harga setiap saham STRC sebesar $100 dan menargetkan penggalangan dana sebesar $500 juta. Namun, hanya dua hari setelah penawaran perdana (IPO) kepada investor terpilih, target diperluas menjadi $2 miliar, dan dana tersebut digunakan untuk membeli lebih dari 21.000 BTC.
Langkah agresif ini terus memicu perdebatan di kalangan komunitas kripto dan investor. Beberapa analis menyebut strategi ini sebagai “gelembung BTC treasury” yang bisa pecah sewaktu-waktu dan membawa dampak besar ke pasar kripto.
Gugatan Hukum Terhadap Strategy Meningkat
Seiring dengan ekspansi agresifnya, Strategy kini menghadapi gugatan hukum dari berbagai firma hukum yang mewakili investor. Para penggugat menuduh perusahaan telah menyembunyikan risiko volatilitas Bitcoin dan membesar-besarkan potensi keuntungan.
“Para penggugat tidak mengatakan bahwa risiko tidak pernah disebutkan, tapi bahwa risiko diredam dan potensi profit dilebih-lebihkan,” ujar pengacara Brandon Ferrick kepada Cointelegraph.
Banyak gugatan yang menyoroti penggunaan metrik keuangan alternatif oleh Strategy, seperti BTC Yield, BTC Gain, dan BTC Dollar Gain, yang dianggap menyesatkan karena menutupi kerugian yang seharusnya terlihat jika menggunakan metode akuntansi konvensional.
Michael Saylor Tanggapi Kritik
Michael Saylor, salah satu pendiri Strategy sekaligus pendukung kuat Bitcoin, menanggapi kritik dengan mengatakan bahwa perusahaannya salah dipahami oleh publik dan undervalued di pasar saham AS.
“Kami didanai oleh teknologi dan aset paling inovatif dalam sejarah manusia. Tapi di sisi lain, kami mungkin adalah saham paling disalahpahami dan diremehkan di Amerika Serikat, bahkan dunia,” ujar Saylor dalam panggilan pendapatan terakhir perusahaan.