
Telegram dan TON Foundation Umumkan Kerja Sama Integrasi Blockchain
Platform pesan instan Telegram kembali mempererat hubungan dengan The Open Network (TON) melalui kesepakatan eksklusif yang diumumkan pada Selasa (21/1/2025). Kesepakatan ini mewajibkan aplikasi mini Telegram yang menggunakan integrasi kripto untuk beralih ke blockchain TON, dengan berbagai insentif yang akan diberikan kepada proyek yang menggunakan jaringan tersebut.
“Integrasi TON sebagai blockchain eksklusif untuk aplikasi mini Telegram adalah langkah strategis yang memperkuat posisi TON sebagai salah satu blockchain terkemuka di dunia,” ujar Manual Stotz, Presiden TON Foundation, dikutip dari Decrypt.
Telegram, yang memiliki lebih dari 950 juta pengguna aktif secara global, awalnya mengembangkan proyek ini sebagai Telegram Open Network sebelum menghentikannya pada 2020 karena tekanan regulasi. Namun, pengembangan dilanjutkan oleh komunitas pengembang hingga menjadi The Open Network seperti yang dikenal saat ini.
Dalam 18 bulan terakhir, Telegram dan TON semakin terhubung erat. Telegram meluncurkan TON Wallet yang memfasilitasi permainan tap-to-earn berbasis kripto seperti Hamster Kombat dan Notcoin, yang menarik ratusan juta pemain. Selain itu, Telegram mulai membayar operator saluran dengan Toncoin (TON) dan merilis mata uang dalam aplikasi bernama Telegram Stars yang dapat ditukarkan dengan TON.
Awal bulan ini, Telegram juga mengumumkan rencana untuk memungkinkan pengguna mencetak stiker dalam aplikasi sebagai NFT yang dapat diperdagangkan di jaringan TON.
Kesepakatan eksklusif ini mengharuskan semua aplikasi mini Telegram yang menggunakan fitur kripto, termasuk gim, untuk beralih ke protokol TON Connect. Aplikasi yang sebelumnya menggunakan blockchain lain seperti Sui atau Aptos wajib bermigrasi ke TON jika ingin mempertahankan fungsionalitas kripto.
Untuk mendukung transisi ini, TON Foundation akan memberikan hibah hingga $50.000 bagi proyek yang bermigrasi dalam kurun waktu 30 hari. Besaran hibah akan bergantung pada ukuran audiens proyek tersebut. Namun, proyek yang sebelumnya telah menerima dukungan dari TON Foundation tidak memenuhi syarat untuk hibah ini.
Pengumuman ini muncul sehari setelah Donald Trump kembali ke Gedung Putih dengan janji kampanye pro-kripto, di tengah perubahan besar dalam regulasi AS. Ketua SEC Gary Gensler dan sejumlah pejabat yang dikenal bersikap keras terhadap industri kripto dilaporkan akan mundur.
Meski demikian, Stotz menyebut bahwa kesepakatan ini bukan karena situasi politik di AS, melainkan karena visi strategis bersama antara Telegram dan TON. “Telegram telah lama mendukung teknologi sumber terbuka dan komunitas Web3 global,” ujar Stotz. “Dengan memilih TON sebagai blockchain eksklusif untuk aplikasi mini Telegram, platform ini kini memiliki solusi yang andal, skalabel, dan mendukung pertumbuhan jaringan globalnya.”