
Tether Bekerja Sama Dengan FBI untuk Mencegah USDT Disalahgunakan
Tether, perusahaan di balik stablecoin USDT, telah menyatakan komitmennya terhadap keamanan dan kepatuhan terhadap regulasi. Baru-baru ini, CEO Tether, Paolo Ardoino mengirimkan beberapa surat kepada senator AS, yang isinya menguraikan metode yang dilakukan perusahaan dalam mencegah orang-orang yang tidak bertanggung jawab menggunakan stablecoin USDT untuk aktivitas ilegal.
Dalam surat tertanggal 16 Desember, Ardoino menyoroti langkah terbaru Tether untuk menonaktifkan token Tether di semua dompet yang terdaftar dalam daftar sanksi Office of Foreign Assets and Controls (OFAC).
Dalam surat lainnya, tertanggal 15 Desember, Tether mengklaim telah membantu Departemen Kehakiman, Secret Service AS, dan Biro Investigasi Federal (FBI) membekukan 326 dompet yang mengendalikan 435 juta USDT.
Selain itu, Ardoino memberitahukan bahwa Tether berkolaborasi dengan FBI, untuk memerangi kegiatan ilegal dan membantu pemulihan dana.
"Tether berterima kasih atas kesempatan untuk mengatasi kekhawatiran yang disampaikan oleh anggota parlemen AS, dan kami berkomitmen untuk melanjutkan kerjasama erat Tether dengan penegak hukum di AS dan secara global," kata Paolo Ardoino.
"Tether berupaya menjadi mitra kelas dunia bagi AS karena kami terus membantu penegakan hukum dan memperluas hegemoni dolar secara global," tambahnya.
Surat tersebut ditujukan kepada Senator Cynthia Lummis, yang dikenal sebagai sosok yang ramah terhadap kripto di Senat, dan juga dikirim ke ketua dan anggota Komite Senat AS untuk Urusan Perbankan, Perumahan, dan Perkotaan, serta Komite Layanan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat AS.