Hampir setahun setelah peretasan FTX, yang menyebabkan token senilai $600 juta raib, dompet yang terkait dengan peretasan tersebut tiba-tiba aktif kembali.

Data on-chain dari Spot On Chain mengungkapkan bahwa dompet pelaku, yang diidentifikasi sebagai 0x3e957, tiba-tiba aktif pada hari Sabtu, 30 September 2023.

Sejak saat itu, dompet tersebut meneransfer lebih 10,000 Ether (ETH) yang bernilai sekitar $17 juta, ke lima alamat berbeda.

Sebanyak 7,749 ETH bernilai sekitar $13 juta, diarahkan ke router THORChain dan Railgun, untuk mengaburkan transaksi. Selanjutnya, peretas mengirim mengirim 2.500 ETH yang bernilai sekitar $4,19 juta, dan mengonversinya menjadi 153,4 tBTC dengan harga rata-rata $27,281 per token.

Hal ini terjadi berdekatan dengan peluncuran ETF berbasis Ethereum di Amerika Serikat.

Peretasan FTX dan Siapa Dalangnya?

Pada 11 November 2022, akun yang terkait dengan FTX dan FTX AS diretas dan menyebabkan ETH senilai lebih $600 juta dicuri. Peristiwa malang ini terjadi hanya beberapa jam setelah perusahaan menyatakan kebangkrutan dan Sam Bankman-Fried alias SBF mengundurkan diri pendirinya dari perusahaan. Pada saat itu, penyerang berhasil mendapatkan ether senilai lebih dari $600 juta.

Rincian pasti tentang bagaimana dana tersebut dikuras dari FTX dan identitas mereka yang bertanggung jawab masih diselimuti misteri. Namun, banyak spekulan yang menganggap SBF terlibat.

Sementara itu, akun yang terkait dengan bursa yang runtuh tersebut dan mitranya di AS dikosongkan segera setelah perusahaan tersebut mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11. Setelah eksploitasi, sekitar 21,500 ETH yang bernilai $27 juta pada saat itu, diubah menjadi stablecoin DAI.

Sementara itu, SBF dijadwalkan akan diadili pada 3 Oktober, dan sidang diperkirakan akan berlangsung selama enam minggu. Sam Bankman-Fried menghadapi tujuh dakwaan terkait dengan aktivitas penipuan, yang terdiri dari dua dakwaan substantif dan lima dakwaan konspirasi. Dia membantah semua tuduhan terhadapnya.