Kenalan dengan Gavin Wood, Co-Founder Ethereum & Polkadot yang Tidak Masuk Daftar Time Magazine
“Apakah kamu terganggu karena co-founder Ethereum, Vitalik Buterin, masuk daftar 100 orang paling berpengaruh versi Time 2021?” tanya sebuah majalah.
Pertanyaan itu mungkin terdengar aneh bagi kebanyakan orang, tetapi tidak bagi Dr. Gavin Wood, salah satu co-founder Ethereum.
“Kalau saya bilang tidak pernah terganggu, itu bohong,” jawab Wood sambil terdiam sejenak.
“Namun sekarang saya sama sekali tidak merasa terganggu,” tambah ilmuwan komputer dan pionir blockchain berusia 45 tahun itu dengan semangat, meski sedang menjalani puasa lima hari hanya dengan air soda dan kopi.
“Apa yang saya inginkan bukanlah pengakuan. Itu sudah cukup saya dapatkan. Yang saya inginkan adalah produk,” tegas Wood.
Kontribusi Gavin Wood dalam Ethereum
Meski tak pernah menghiasi halaman Time Magazine, Gavin Wood telah mendapat banyak pengakuan sejak bergabung dengan Vitalik Buterin dan enam orang lainnya mendirikan Ethereum pada 2014.
Buterin sendiri tak pernah menutup mata terhadap kontribusi Wood. Ia bahkan pernah membagikan email Wood pada 2013 yang menyatakan ketertarikannya untuk bergabung di Ethereum.
“Buterin membalas dengan mengatakan visinya sudah setengah jalan, dan ia menyambut Wood bergabung,” tulis Buterin dalam unggahan di X (Twitter) pada Agustus 2017.
Wood menjawab: “Saya tidak akan pernah bisa membangun Ethereum tanpa kamu :-)”
Selama tiga tahun di Ethereum Foundation, Wood menjabat sebagai CTO dan menciptakan Solidity, bahasa pemrograman yang menjadi fondasi smart contract Ethereum.
Dari Ethereum ke Polkadot dan Web3
Pada 2016, Wood meninggalkan Ethereum karena alasan politik internal dan lebih nyaman “membangun sesuatu daripada mempertahankan sesuatu.”
Tak lama setelah itu, ia mendirikan ETHCore (kini dikenal sebagai Parity Technologies), meluncurkan jaringan blockchain proof-of-stake Polkadot, dan tiga tahun kemudian menghadirkan Kusama, jaringan eksperimental untuk Polkadot.
Selain itu, Gavin Wood juga memperkenalkan istilah Web3 pada 2014, yang kini menjadi salah satu konsep paling populer dalam dunia internet dan blockchain.
Filosofi Pengakuan dan Pemikiran
Wood mengakui kadang pengakuan masih terlintas di benaknya. Menurutnya, orang dengan pola pikir filosofis sering kali terjebak antara berbagi ide atau menyimpannya. Ada rasa takut ide dipakai orang lain tanpa kredit.
Namun, ia menekankan pentingnya untuk tidak larut dalam rasa pahit atau iri. “Bukan menjadi pahit, itu kata yang terlalu keras,” jelasnya.
Latar Belakang Gavin Wood
Gavin Wood lahir di Lancaster, Inggris, sebuah kota kecil dengan populasi kurang dari 60.000 jiwa. Ia bersekolah di grammar school bergengsi sebelum melanjutkan studi di University of York, meraih gelar Master di bidang Computer Systems and Software Engineering.
Ia juga menyelesaikan PhD dengan disertasi berjudul “Content-based visualization to aid common navigation of musical audio.”
Gavin Wood di Konferensi Kripto
Soal konferensi industri, Wood mengaku lebih suka datang tanpa diumumkan.
“Saya lebih menikmati konferensi di mana orang tidak tahu siapa saya, itu lebih menyenangkan,” ujarnya.
Ia juga selektif dalam berbicara di konferensi. “Saya ingin audiens yang tepat, dan audiens kripto umumnya bukan yang paling saya ingin sampaikan,” katanya.