
3 Alasan Mengapa Ethereum Bisa Melampaui Rivalnya Setelah Anjlok ke Level Terendah 17 Bulan
Ether (ETH) mengalami penurunan 13% antara 8-11 Maret akibat investor beralih ke aset yang lebih aman seperti instrumen pendapatan tetap jangka pendek dan uang tunai. Sentimen pasar semakin tertekan setelah Amerika Serikat memberlakukan tindakan balasan terhadap tarif listrik Kanada.
Namun, sejarah menunjukkan bahwa aset berisiko seperti Ethereum cenderung mengalami rebound lebih cepat begitu kondisi pasar membaik. Untuk kembali ke level $2.500, harga ETH harus naik 29% dari posisi saat ini di sekitar $1.940.
Penurunan harga ini juga disebabkan oleh likuidasi posisi long leverage senilai $235 juta dalam waktu singkat, yang mendorong ETH ke level $1.744—terendah sejak Oktober 2023. Meski begitu, indikator derivatif dan data on-chain menunjukkan potensi pemulihan yang kuat.
1. Jaringan Layer-2 Ethereum Berkembang Pesat
Ethereum masih berada 60% di bawah level tertinggi sepanjang masanya ($4.868 pada November 2021). Persaingan dari blockchain lain serta penurunan minat terhadap aplikasi NFT, game, metaverse, dan Web3 menjadi faktor utama lesunya permintaan ETH.
Namun, ada satu hal yang sering diabaikan: pada akhir 2021, biaya transaksi Ethereum rata-rata lebih dari $50, sedangkan saat ini, dengan aktivitas jaringan yang jauh lebih tinggi, biaya transaksi hanya sekitar $1,70.
Bahkan jika sebagian besar transaksi di layer-2 berasal dari bot, volume transaksi riil di jaringan seperti Base, Arbitrum, Optimism, ZKsync, dan Blast masih tiga kali lebih tinggi dibandingkan layer utama Ethereum.
2. Ethereum Kembali Menjadi Pemimpin di DEX & TVL Meningkat
Ethereum tetap menjadi aset kripto kedua paling populer di kalangan investor institusional, dengan dana ETF spot senilai $8,9 miliar. Sementara pesaing seperti Solana masih menunggu persetujuan regulasi untuk produk serupa.
Selain itu, total nilai terkunci (TVL) dalam smart contract Ethereum mencapai level tertinggi sejak Juli 2022, dengan 24 juta ETH terkunci dalam layanan staking, pinjaman, yield farming, dan tokenisasi aset dunia nyata.
Ethereum juga merebut kembali posisi teratas dalam volume perdagangan bursa terdesentralisasi (DEX), mencatatkan $20,5 miliar dalam tujuh hari terakhir, melampaui Solana yang hanya mencapai $13,9 miliar.
3. ETH Siap Rebound Jika Kondisi Makro Stabil
Meskipun pergerakan harga Ethereum masih sangat bergantung pada kondisi makroekonomi global, faktor-faktor seperti pertumbuhan jaringan layer-2, dominasi di DEX, dan peningkatan TVL menunjukkan Ethereum tetap memiliki fundamental yang kuat. Jika kondisi pasar membaik, ETH berpotensi kembali ke level $2.500 dalam beberapa minggu ke depan.