
Perang Dagang Adu Strategi Dalam Mempertahankan Negara Dengan Ekonomi Terbesar di Dunia
ChainsightNews | Trade war Amerika – China yang berkelanjutan akan memperlambat pertumbuhan ekonomi global, China akan semakin gencar dalam mengantisipasi devaluasi Yuan, adu strategi ekonomi diantara kedua negara adikuasa. Perang dagang Amerika – China, tetap saja tidak menguntungkan kedua negara, namun negara-negara dengan labor rate yang rendah akan menjadi negara pilihan berpindahnya industry manufacture seperti Vietnam. Vietnam akan mendapatkan keuntungan dari perang dagang tersebut mengingat investor akan mencari tempat baru untuk berinvestasi.
"Kami melihat Amerika itu terpukul, sekarang mereka malah cenderung mau menaikkan lagi tarif menjadi 25 persen untuk impor senilai US$ 300 miliar. Kalau itu terjadi, bisa betul-betul perang."
- Luhut Binsar Panjaitan
China dapat menahan USD dan tidak melepasnya dengan menukarnya ke CNY pada foreign exchange, sebaliknya China dapat juga menawarkan banyak pinjaman dalam currency Yuan dalam membiayai project loan dengan obligasi bond dan debitur mengembalikannya dalam currency USD, dengan demikian sebagai debtholders China akan memiliki cadangan USD yang terus bertambah dan mendapatkan interest income dari loan tersebut. Luar biasa bukan! Tidak mengherankan bila tahun 2019 total cadangan USD yang ada di China sebanyak USD 3,1 triliun berdasarkan pada economic research Federal Reserve Bank of St. Louis.
Proyeksi GDP Pada Beberapa Negara Dunia
Proyeksi GDP Negara China menanjak sejak tahun 2000 sebesar USD 3,429bn sudah melampaui GDP negara Jepang (USD 3,282.13bn).
Pada tahun 2013 Indonesia memiliki GDP sebesar USD 2,513.33bn yang sudah lebih tinggi dari GDP negara United Kingdom yang memiliki GDP sebesar USD 2,491.09.
Tahun 2014 GDP Amerika (USD 16,949.10bn) sudah terlampaui oleh China (USD 17,254.48bn).
Proyeksi di tahun 2020 Amerika semakin ketinggalan, GDP China USD 28,174.31bn, sementara Amerika dengan GDP USD 21,675.77bn.
Secara keseluruhan top-10 kekuatan ekonomi global tahun 2030, tidak lagi didominasi oleh negara-negara barat. Situasi seperti ini menjadikan Amerika bersiap-siap dengan strategi baru untuk dapat mengalahkan ekonomi China dimana proyeksi ini masih bisa bertahan dua sampai tiga dekade kedepan. PWC bahkan memprediksi bahwa ekonomi GDP China akan mencapai USD 50 Triliun dan GDP Amerika USD 34 Triliun di tahun 2050.
Trade war Amerika - China sudah mulai berdampak pada negara-negara asia pacific, selain Hongkong, Taiwan, Korea, Australia, Selandia Baru, menghadapi kemiripan perlambatan ekonomi seperti ekonomi Singapura dimana kemungkinan resesi ekonomi setelah mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi hanya 0.1% YoY pada Q2 di tahun 2019, pertumbuhan ekonomi Singapore yang terendah dalam satu dekade belakangan ini bahkan bisa menyentuh 0% pada grafik krisis sebagai akibat ketergantungan terhadap ekspor dan perlambatan ekonomi global.
Crypto is clearly shaking the Fed system.
–Christine Lagarde, IMF Managing Director
Pemotongan suku bunga oleh Fed sangat mempengaruhi kejatuhan mata uang Yuan dibawah 7 terhadap USD, nilai terendah dalam kurun dekade ini, namun hal ini tidak signifikan membuat ekonomi Amerika lebih baik. Melemahnya nilai Yuan dapat meningkatkan ketakutan akan larinya pemodal keluar China. Untuk menghindari hal tersebut pemerintah membuka jalan keluar bagi investor dengan menyimpan di crypto bitcoin demi menjaga volatility harga aset. Hal ini memperlihatkan bahwa bitcoin adalah save haven yang menjadi pilihan bagi investor China.
Our problem is not China, we are stronger than ever, our problem is Federal Reserve!
– DJ Trump
Bitcoin sudah berfungsinya sebagai surganya tempat menyimpan aset, perang dagang Amerika – China yang berkelanjutan membuat banyak investor mencari tempat untuk menyelamatkan asetnya dan untuk menghindari kembalinya devaluasi Yuan daripada menyimpannya dipasar saham pada kondisi ekonomi global yang tidak menentu sekarang ini.
Bitcoin di China sudah memiliki volume perdagangan yang luar biasa, bahkan Sa Xiao anggota dewan pada Bank of China Law Research Association mengatakan bahwa pertukaran antar bitcoin secara peer to peer adalah legal. Negara-negara yang tidak mengembangkan cryptocurrency berbasis technology blockchain akan ketinggalan saat resesi keuangan global terjadi.
Mata uang digital menjadi trend global, sentimen negatif bahwa crypto bitcoin telah dijadikan sebagai tempat pencucian uang adalah salah, sebab uang fiat USD telah digunakan dalam pencucian uang sebesar 800x daripada bitcoin. Klaim yang salah bila bitcoin telah digunakan untuk kegiatan kriminal sebab transaksi bitcoin lebih dapat di trace daripada uang fiat dengan distributed ledger technology. (bp/ih)
Revolution economic is in bitcoin!