Aktivitas Jaringan Bitcoin Meningkat Tapi BTC Masih Lesu, Bagaimana Prediksi Harga BTC?
Bitcoin (BTC) terus mengalami penurunan dalam beberapa minggu terakhir meskipun sempat mengalami lonjakan singkat pada penutupan Agustus, ketika harganya menyentuh level $28.000.
Tren bearish ini terjadi di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar yang dipicu oleh penundaan persetujuan ETF Bitcoin spot, peningkatan pengawasan peraturan, penguatan dolar AS, dan yang terbaru, kekhawatiran tentang potensi likuidasi FTX senilai $3,4 miliar.
Yang mengherankan, kinerja harga yang lesu ini terjadi ketika Bitcoin mengalami peningkatan aktivitas di jaringannya. Baru-baru ini, Bitcoin menyaksikan peningkatan jumlah alamat baru.
Lebih 700 Alamat Baru Dibuat di Bitcoin
Menurut pakar pasar kripto Ali Martinez, sebanyak 717,331 alamat Bitcoin baru dibuat pada hari Sabtu (09/09), terbesar sejak 14 Desember 2017, ketika Bitcoin mencatat lebih dari 800,000 alamat baru dalam sehari.
Lonjakan alamat Bitcoin baru baru-baru ini mengisyaratkan semakin banyaknya investor baru yang ingin memanfaatkan peluang dari penurunan harga terbaru, yang secara strategis mengakumulasi BTC.
Hal ini kemungkinan besar menunjukkan bahwa minat terhadap Bitcoin tetap kuat karena individu berusaha memanfaatkan potensi jangka panjangnya meskipun kinerja pasar dalam jangka pendek tidak begitu menarik.
Prediksi Harga Bitcoin
Pada saat artikel ini ditulis, Bitcoin diperdagangkan di harga $25,713, turun 0,41% dalam 24 jam sebelumnya. Raja crypto ini telah bergerak sideway selama beberapa hari terakhir, dan kehilangan nilai 0,80% selama seminggu terakhir.
Dalam periode satu bulan, Bitcoin telah jatuh sebesar 12%. Namun, garifik year-to-date Bitcoin masih hijau, naik sekitar 55% sepanjang tahun 2023, mengungguli altcoin besar seperti Ethereum (ETH) dan Binance Coin (BNB), yang masuk lima besar aset kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar.
Mengenai prediksi harga Bitcoin, ada juga kemungkinan bahwa BTC akan terus mengalami tekanan bearish dalam waktu dekat. Indikator teknis Bitcoin, seperti Moving Average Convergence Divergence (MACD), Relative Strength Index (RSI), dan Stochastic Oscillator, menunjukkan tanda-tanda pesimis.
Selain itu, Bitcoin menutup minggu ini di angka $25.841, yang memvalidasi double top pada grafik mingguannya. Hal ini mengindikasikan bahwa Bitcoin berisiko melanjutkan tren penurunannya.
Rekt Capital baru-baru ini memprediksi bahwa double top bisa menggiring Bitcoin ke $20.000, yang berfungsi sebagai support dan resistance beberapa kali tahun ini.