
AS Berpotensi Kurangi Utang Nasional Hingga 35?ngan Cadangan Bitcoin
Amerika Serikat berpeluang mengurangi utang nasionalnya sebesar 35% dalam 24 tahun mendatang jika negara tersebut menciptakan cadangan sebanyak 1 juta Bitcoin. Usulan ini disampaikan oleh Senator Cynthia Lummis melalui rancangan undang-undang yang didukung oleh firma manajemen aset VanEck.
Berdasarkan perkiraan VanEck, nilai Bitcoin diproyeksikan meningkat dengan laju pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) sebesar 25%, mencapai $42,3 juta per Bitcoin pada tahun 2049. Di sisi lain, utang nasional AS diperkirakan tumbuh dengan CAGR sebesar 5%, dari $37 triliun pada awal 2025 menjadi $119,3 triliun pada tahun yang sama.
“Cadangan ini dapat mewakili sekitar 35% dari total utang nasional pada 2049, mengimbangi sekitar $42 triliun dari kewajiban tersebut,” jelas Matthew Sigel, Kepala Penelitian Aset Digital VanEck, bersama analis investasi Nathan Frankovitz dalam laporan mereka tanggal 20 Desember.
Skenario optimis ini mengasumsikan harga awal Bitcoin pada tahun 2025 berada di angka $200.000, sementara saat ini Bitcoin diperdagangkan di sekitar $95.360. Untuk mencapai proyeksi tersebut, harga Bitcoin harus lebih dari dua kali lipat dalam beberapa tahun mendatang.
Jika harga Bitcoin mencapai $42,3 juta, aset ini akan mewakili sekitar 18% dari total nilai aset keuangan global, naik signifikan dari hanya 0,22% saat ini di pasar global yang bernilai $900 triliun.
Pemerintahan Donald Trump yang akan datang dikabarkan mempertimbangkan untuk menjadikan Bitcoin sebagai cadangan nasional. Spekulasi ini telah memicu lonjakan harga Bitcoin melewati enam digit. Namun, rancangan undang-undang dari Senator Lummis masih belum dibahas di Senat maupun Dewan Perwakilan Rakyat.
CEO Strike, Jack Mallers, bahkan menyebutkan bahwa Trump mungkin akan mengeluarkan perintah eksekutif pada hari pertama masa jabatannya untuk menetapkan Bitcoin sebagai aset cadangan.
Rancangan undang-undang Lummis mengusulkan agar Amerika Serikat memanfaatkan 198.100 Bitcoin yang saat ini dimiliki dari hasil penyitaan aset. Sisanya, sekitar 801.900 Bitcoin, dapat diperoleh melalui fungsi dukungan darurat (Emergency Support Functions), penjualan sebagian dari cadangan emas senilai $455 miliar, atau kombinasi keduanya. Semua ini dirancang tanpa melibatkan pencetakan uang baru atau penggunaan dana pajak.
VanEck juga mencatat bahwa adopsi Bitcoin di tingkat negara bagian, institusi, dan korporasi di AS dapat mendukung proyeksi pertumbuhan CAGR. Selain itu, aliansi negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) juga dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan penggunaan Bitcoin sebagai mata uang perdagangan global.
“Besar kemungkinan Bitcoin akan digunakan secara luas sebagai mata uang penyelesaian untuk perdagangan internasional, terutama oleh negara-negara yang ingin menghindari sanksi berbasis dolar AS yang terus meningkat,” kata Sigel dalam unggahan media sosialnya pada 21 Desember.
Langkah ini bisa menjadi awal perubahan besar dalam sistem keuangan global, dengan Bitcoin sebagai salah satu aset utama yang mendukung perekonomian negara.