Asia Kini Jadi Pusat Pengembang Kripto Global, Lampaui AS
Asia telah melampaui Amerika Serikat sebagai pusat terkemuka bagi pengembang kripto. Menurut laporan dari Electric Capital, pangsa pengembang kripto global Asia telah meningkat dari 13% menjadi 32% sejak 2015.
Sementara itu, AS telah mengalami penurunan pangsa sebesar 51% selama periode yang sama. Saat ini, Amerika Serikat hanya menguasai 18,8% pengembang kripto di seluruh dunia.
Namun, tinjauan yang lebih luas menemukan alasan mengapa pengembang AS berkurang. Salah satunya adalah karena sebagian besar pengembang blockchain, sekitar 81%, berbasis di luar negeri.
Para ahli percaya bahwa penurunan ini mungkin mencerminkan ketidakpastian regulasi dan kurangnya kebijakan kripto yang jelas di negara tersebut. Selama beberapa tahun terakhir, otoritas AS telah mengadopsi pendekatan regulasi melalui penegakan hukum yang telah menyebabkan tindakan permusuhan terhadap pelaku industri kripto.
Hal ini mengakibatkan hengkangnya beberapa perusahaan kripto di luar AS ke pusat kripto yang lebih bersahabat seperti di Hong Kong, Singapura, dan yurisdiksi lainnya.
Maria Shen, mitra di Electric Capital, menyoroti bahwa pangsa pasar AS yang menurun dapat mengakibatkan tantangan potensial bagi negara tersebut dalam mempertahankan daya saing dalam inovasi mata uang digital. Ia lebih lanjut menyarankan bahwa tren ini dapat menandakan risiko terhadap keamanan nasional dan kemungkinan kesenjangan inovasi.
Menurut Electric Capital, negara lain dengan jumlah pengembang kripto tertinggi adalah India dan Inggris, yang masing-masing memiliki pangsa 11,8% dan 4,2%.