
Bagaimana Bukele Masih Bisa Membeli Bitcoin Setelah Perjanjian Pinjaman IMF?
Presiden El Salvador, Nayib Bukele, mengejutkan banyak pihak pada 4 Maret ketika ia mengumumkan bahwa negaranya akan tetap membeli Bitcoin, meskipun ada persyaratan dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Pada Januari, El Salvador mencapai kesepakatan pinjaman senilai $1,4 miliar dengan IMF. Salah satu syaratnya adalah mengurangi adopsi Bitcoin dan tidak lagi menjadikannya alat pembayaran yang wajib diterima secara hukum.
Namun, dalam laporan yang dirilis IMF pada 3 Maret, ada aturan yang lebih spesifik: pemerintah dan lembaga yang dikendalikan pemerintah tidak boleh lagi membeli atau menambang Bitcoin. Meskipun demikian, Bukele tetap bersikeras bahwa negaranya akan terus menambah kepemilikan Bitcoin.
Konflik ini menimbulkan pertanyaan tentang masa depan akumulasi Bitcoin El Salvador dan kemungkinan dampaknya terhadap hubungan negara tersebut dengan IMF.
Apakah Pembelian Bitcoin Terbaru Bukele Bertentangan dengan Kesepakatan IMF?
Dalam dokumen IMF yang diterbitkan pada 3 Maret, ada satu poin yang menarik perhatian komunitas Bitcoin, yaitu "tidak boleh ada akumulasi Bitcoin secara sukarela oleh sektor publik dalam konteks program ini."
Namun, pada 4 Maret, Bukele menegaskan bahwa pembelian Bitcoin oleh negaranya tidak akan berhenti dan mengumumkan bahwa mereka baru saja membeli satu koin tambahan untuk cadangan nasional.
Pernyataan Bukele ini menimbulkan kebingungan, termasuk bagi Samson Mow, CEO dari organisasi advokasi Bitcoin, Jan3. Dalam unggahannya di X pada 5 Maret, ia menyebutkan bahwa "kedua hal ini tampaknya bertentangan satu sama lain."
Namun, menurut aktivis dan pendidik Bitcoin di El Salvador, John Dennehy, persyaratan IMF tersebut sebenarnya belum berlaku.
"Undang-undang yang disahkan pada 29 Januari dan diumumkan dalam lembaran negara pada hari berikutnya, yang mencabut status Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, baru akan berlaku pada 30 April," jelasnya dalam diskusi di X Space pada 4 Maret.
Sementara itu, seorang komentator keuangan anonim bernama Unseen Finance, yang mengaku memiliki pengalaman di IMF dan perbankan investasi, berpendapat bahwa pembelian Bitcoin yang dilakukan Bukele mungkin berasal dari dana yang sudah dialokasikan sebelumnya.
Ia menduga masih ada dana yang tersisa di beberapa sub-akun pemerintah, entitas terkait, atau perusahaan milik negara yang sudah dialokasikan untuk pembelian Bitcoin sebelum kesepakatan IMF ditandatangani.
Dalam pernyataan terpisah kepada Cointelegraph, Unseen Finance menyebut bahwa pembelian ini mungkin hanya cara Bukele untuk "menjaga muka" di hadapan komunitas Bitcoin, tanpa benar-benar melanggar perjanjian IMF.
Bahkan, menurut laporan Reuters, IMF sendiri menyatakan bahwa pembelian Bitcoin ini tidak melanggar ketentuan perjanjian. IMF telah berkonsultasi dengan pemerintah El Salvador dan memastikan bahwa peningkatan cadangan Bitcoin yang baru-baru ini dilakukan masih sesuai dengan syarat program yang telah disepakati.
Mengapa El Salvador Membuat Kesepakatan dengan IMF?
Meskipun ada anggapan bahwa Bukele "menantang" IMF demi mempertahankan Bitcoin di negaranya, beberapa analis menegaskan bahwa justru pemerintah El Salvador sendiri yang meminta pinjaman kepada IMF dan menyetujui persyaratannya.
"El Salvador yang mendekati IMF untuk mendapatkan pinjaman, bukan sebaliknya. Saya ingin memperjelas 100% bahwa kebijakan mereka akan mengikuti teks perjanjian pinjaman tersebut, tidak lebih dan tidak kurang," kata Unseen Finance.
Dengan kampanye besar-besaran mengenai adopsi Bitcoin, banyak pengamat bertanya-tanya mengapa Bukele akhirnya membuat kesepakatan dengan IMF.
Menurut John Dennehy, alasan utama El Salvador mencari bantuan IMF adalah karena negara ini tidak punya pilihan lain.
Ia menjelaskan bahwa utang nasional El Salvador telah meningkat secara signifikan dalam lima tahun terakhir, meskipun masyarakat merasa bahwa utang tersebut stabil atau bahkan menurun.
Dennehy juga menyebut bahwa pemerintah El Salvador telah "memasarkan" program pembelian kembali utang sebagai pencapaian besar. Namun, pada kenyataannya, program ini dibiayai dengan utang baru yang berbunga lebih tinggi.
Sementara itu, Unseen Finance menegaskan bahwa ekonomi El Salvador dalam kondisi sulit, dengan angka kemiskinan yang meningkat dan berbagai masalah lain.
Apa Dampaknya ke Depan?
Dengan situasi ekonomi yang genting, El Salvador tidak bisa mengambil risiko melanggar perjanjian IMF.
Menurut Unseen Finance, pemerintah sangat menyadari bahwa melanggar kesepakatan ini akan menimbulkan konsekuensi besar bagi negara.
"Tidak ada area abu-abu, tidak ada ketidakjelasan. Mereka tahu betul bahwa setiap pelanggaran terhadap perjanjian ini akan menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki bagi negara. Mereka tidak punya pilihan lain."
Dengan tenggat waktu 30 April yang semakin dekat, serta jumlah pembelian Bitcoin yang relatif kecil, tampaknya El Salvador masih bermain aman dan belum benar-benar melanggar perjanjian IMF.
Namun, Unseen Finance memperingatkan bahwa IMF kemungkinan besar akan tetap mempertanyakan langkah-langkah ini.