
Bitcoin Menguat Menyusul Laporan Perubahan Strategi Tarif AS
Bitcoin kembali menguat pada hari Senin (24/3) dan naik hingga 3,5% dalam 24 jam. Hal ini terjadi menyusul laporan yang menyebutkan bahwa Gedung Putih akan menerapkan pendekatan yang lebih terarah terhadap tarif yang akan diberlakukan pada 2 April mendatang. Pemerintahan Trump dikabarkan akan menghindari tarif berbasis sektor tertentu, tetapi tetap menerapkan "tarif timbal balik" terhadap mitra dagang utama.
Pasar kripto mulai mencatat kenaikan setelah laporan dari Bloomberg dan The Wall Street Journal mengonfirmasi bahwa pemerintahan Trump mempersempit strategi tarifnya.
Pada Senin pagi, Bitcoin diperdagangkan di atas level $86.700, sekitar 12 jam setelah laporan tersebut muncul. Sebelumnya, aset kripto utama ini mengalami volatilitas tinggi dalam seminggu terakhir dengan titik terendah di $81.200.
Perubahan strategi dari kebijakan tarif yang lebih luas ke pendekatan yang lebih spesifik ini meredakan kekhawatiran terhadap potensi gangguan ekonomi langsung. Sebelumnya, pasar sempat khawatir dengan rencana Trump yang menetapkan 2 April sebagai "Hari Pembebasan" dengan penerapan tarif besar-besaran di berbagai sektor.
Menurut laporan The Wall Street Journal, mengutip pernyataan Menteri Keuangan AS Scott Bessent pekan lalu, tarif akan diterapkan pada sekitar 15% negara yang memiliki ketidakseimbangan perdagangan dengan AS.
Keputusan ini juga muncul setelah Federal Reserve mengindikasikan akan mempertahankan suku bunga stabil. Selain itu, dua minggu sebelumnya, Indeks Harga Konsumen menunjukkan angka inflasi turun menjadi 2,8% dari Februari, yang diartikan oleh sebagian investor sebagai sinyal kondisi keuangan yang mulai mereda.
Meski tarif tidak berdampak langsung pada harga Bitcoin dalam jangka pendek, Zach Pandl, kepala riset Grayscale, mengatakan bahwa kebijakan perdagangan Trump merupakan bagian dari ketidakpastian makroekonomi yang lebih luas. Hal ini menyebabkan investor mengurangi risiko portofolio secara keseluruhan.
Studi Bloomberg menunjukkan bahwa tarif yang diterapkan atau diancam oleh Trump telah mempengaruhi perdagangan global senilai setidaknya $1,8 triliun. Tarif tersebut mencakup bea 25% pada baja dan aluminium global, 25% pada barang yang tidak mematuhi perjanjian USMCA, serta tambahan 10% pada impor dari Tiongkok.
Tarif tambahan 25% pada barang dari Uni Eropa juga sempat diusulkan. Merespons ancaman ini, seorang pejabat Bank Sentral Eropa (ECB) pekan lalu mengatakan bahwa krisis keuangan sering kali berasal dari AS dan menyebar ke seluruh dunia.
Studi yang sama juga memperkirakan bahwa kebijakan tarif Trump dapat memangkas Produk Domestik Bruto (PDB) AS hingga 0,7% dan meningkatkan inflasi sebesar 0,4%, meskipun Trump mengklaim bahwa langkah ini bertujuan untuk mengatasi ketidakseimbangan perdagangan serta menekan imigrasi ilegal.