Bitcoin Turun ke Kisaran $97K, Picu Likuidasi Sebesar Rp25,4 Triliun
Bitcoin (BTC) mengalami penurunan harga yang signifikan pada hari Selasa (09/12), yang menyebabkan lonjakan likuidasi besar-besaran di seluruh pasar kripto. Menurut penelitian oleh pengguna X, Ltrd, likuidasi yang terjadi mencatatkan rekor tertinggi dalam tiga tahun terakhir, dengan total likuidasi mencapai $1,6 miliar (Rp24,4 triliun) dalam waktu 24 jam. Data CoinGlass mendukung informasi ini, yang menunjukkan total likuidasi sebesar $1,59 miliar selama 24 jam hingga saat penulisan artikel ini.
Menurut analisis lebih lanjut oleh Ltrd, platform perdagangan Coinbase, yang merupakan salah satu yang terbesar di AS, memainkan peran kunci dalam memicu penurunan harga Bitcoin. Data menunjukkan bahwa para trader di Coinbase mulai menjual Bitcoin secara agresif hampir satu jam sebelum penurunan harga yang lebih besar terjadi. Penjualan besar-besaran ini menciptakan tekanan penjualan yang memaksa banyak posisi berisiko ditutup secara otomatis, memperburuk penurunan harga.
“Kami mengamati sesuatu yang gila — pedagang Coinbase mulai menjual secara agresif hampir satu jam sebelum mega dump,” kata Ltrd. Sebagian besar likuidasi ini berasal dari posisi "long" Bitcoin, yang berharap harga akan terus naik. Namun, dengan harga yang turun drastis, banyak trader terpaksa menutup posisi mereka, memicu efek domino yang semakin memperburuk kondisi pasar.
Dari total likuidasi kripto yang terjadi, Bitcoin mengalami likuidasi senilai $142 juta, sementara Ether (ETH), altcoin terbesar kedua, mengalami likuidasi yang lebih besar, yaitu $208 juta. Angka ini menunjukkan bahwa meskipun Bitcoin mencatatkan penurunan terbesar, altcoin lainnya juga terdampak cukup parah.
Namun, meskipun banyak trader yang mengeluhkan kerusakan besar yang terjadi pada altcoin akibat likuidasi ini, ada juga pandangan optimis. Beberapa analis, seperti Jelle, seorang trader terkenal, berpendapat bahwa ini adalah peluang untuk pasar kripto untuk beralih menuju kondisi yang lebih stabil. Dengan terhapusnya leverage tinggi, pasar diyakini akan lebih sehat dan dapat menghindari potensi volatilitas ekstrem di masa depan.
Fenomena Unik dalam Penurunan Harga: Apa yang Terjadi?
Apa yang membuat peristiwa likuidasi ini semakin menarik adalah kenyataan bahwa proses penurunan harga dan likuidasi tersebut sangat "tidak biasa." Menurut laporan Ltrd, penurunan ini disebabkan oleh serangkaian aksi jual besar yang menyebabkan harga pasar turun lebih dari 5% dalam waktu singkat. “Kami tidak tahu persis apa yang terjadi, tapi ini jelas merupakan fenomena yang tidak biasa," ungkap Ltrd.
Selain itu, analisis menunjukkan adanya pergerakan besar pada altcoin tertentu, seperti XRP, yang juga terkena dampak dari likuidasi besar-besaran tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Bitcoin menjadi pusat perhatian, altcoin juga harus memperhatikan bagaimana perilaku pasar dapat memengaruhi nilai mereka.
Apa Yang Bisa Dipelajari dari Peristiwa Ini?
Peristiwa ini memberikan pelajaran penting bagi para trader dan investor di pasar kripto. Salah satu pelajaran utama adalah betapa pentingnya mengelola risiko, terutama saat menggunakan leverage. Ketika pasar bergerak tajam ke satu arah, trader yang menggunakan leverage berisiko kehilangan lebih banyak daripada yang mereka investasikan, yang pada gilirannya dapat memperburuk pergerakan pasar.
Namun, meskipun ada kerugian besar yang terjadi, beberapa ahli juga melihat ini sebagai langkah menuju pasar yang lebih stabil. Penghapusan posisi overleveraged dianggap sebagai langkah positif untuk memastikan bahwa pasar kripto tidak terjebak dalam siklus spekulasi berlebihan yang dapat merusak fundamental.