
BlackRock Kini Kuasai 3 Persen dari Total Pasokan Bitcoin, Apa Artinya?
BlackRock, manajer aset terbesar di dunia, telah secara diam-diam mengakumulasi lebih dari 662.500 BTC melalui iShares Bitcoin Trust (IBIT) sejak diluncurkan pada 11 Januari 2024. Jumlah tersebut setara dengan lebih dari 3% dari total pasokan Bitcoin, menjadikannya salah satu pemegang BTC terbesar secara global—hanya dikalahkan oleh Satoshi Nakamoto.
Dengan harga BTC saat ini, eksposur BlackRock terhadap Bitcoin mencapai sekitar $72,4 miliar. Ini bukan hanya rekor bagi IBIT sebagai ETF dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah, tetapi juga mencerminkan tingkat adopsi institusional yang belum pernah terjadi sebelumnya.
IBIT: ETF Bitcoin Tumbuh Paling Cepat dalam Sejarah
Sebagai perbandingan, ETF emas SPDR Gold Shares membutuhkan lebih dari 1.600 hari perdagangan untuk mencapai AUM $70 miliar. IBIT hanya butuh 341 hari untuk melampaui angka tersebut, menegaskan bahwa Bitcoin kini telah memasuki portofolio institusional arus utama.
Saat ini, kepemilikan BTC IBIT sudah melebihi banyak bursa terpusat dan perusahaan besar seperti Strategy. Jika tren arus masuk dana berlanjut, IBIT berpotensi menjadi pemegang Bitcoin terbesar secara global setelah Satoshi.
Mengapa BlackRock Bertaruh Besar pada Bitcoin di 2025?
BlackRock tidak lagi melihat Bitcoin sebagai aset spekulatif semata. Mereka menganggapnya sebagai komponen sah dalam portofolio jangka panjang yang terdiversifikasi.
Tesis Investasi BlackRock:
-
Kelangkaan Digital:
Dengan batas maksimal 21 juta koin dan mekanisme halving, Bitcoin dianggap mirip dengan emas, tapi dalam bentuk digital. Ditambah lagi, sebagian koin diperkirakan hilang selamanya, sehingga membuat pasokan efektif semakin langka. -
Lindung Nilai terhadap Dolar:
Bitcoin dilihat sebagai alternatif terhadap sistem moneter fiat yang didominasi dolar AS, terutama di tengah krisis utang global dan ketegangan geopolitik. -
Bagian dari Transformasi Digital Global:
BlackRock melihat Bitcoin sebagai indikator makro dari pergeseran nilai dari sistem keuangan offline menuju digital — termasuk warisan antar generasi dan sistem komersial.
Strategi Integrasi Bitcoin ke Portofolio Tradisional
BlackRock menyarankan alokasi 1–2% BTC dalam portofolio 60/40 (saham/obligasi). Meski terdengar kecil, di skala institusional, ini memiliki dampak besar dalam menormalkan eksposur kripto di kalangan investor konservatif.
Mereka juga membandingkan profil risiko Bitcoin dengan saham teknologi volatil seperti “Magnificent Seven”, menegaskan bahwa BTC dapat diintegrasikan secara rasional dalam model portofolio modern.
Dampak IBIT terhadap Pasar Bitcoin
Akumulasi besar BlackRock membawa implikasi luas:
-
Stabilisasi Harga: Pendukung ETF percaya bahwa partisipasi institusi membuat pasar lebih likuid dan transparan, mengurangi volatilitas ekstrem.
-
Risiko Baru: Kritikus memperingatkan bahwa finansialisasi Bitcoin bisa memperkenalkan risiko pasar tradisional seperti leverage, crash algoritmik, dan korelasi tinggi dengan aset keuangan lainnya.
Ironi Sentralisasi Akses pada Aset Desentralisasi
Bitcoin diciptakan sebagai alternatif terhadap sistem keuangan tersentralisasi, namun kini sebagian besar interaksinya dilakukan lewat ETF, bursa terpusat (CEX), dan kustodian seperti BlackRock.
Meski secara teknis Bitcoin tetap desentralisasi, model interaksi publik lebih banyak melalui kanal tersentralisasi. Ini menciptakan paradoks: desentralisasi pada level protokol, tetapi sentralisasi pada level akses.
Regulasi Masih Tertinggal
Keberhasilan peluncuran IBIT dimungkinkan berkat persetujuan spot Bitcoin ETF oleh SEC pada awal 2024. Tapi hingga kini, regulasi untuk aset kripto lain seperti Ethereum dan Solana masih berada dalam zona abu-abu.
Hal ini membuat pengembangan produk baru seperti staking ETF atau ETP altcoin terhambat, dan institusi masih berhati-hati dalam memperluas eksposur kripto mereka di luar Bitcoin.